Abstrak:Sampai Kata kunci : komunikasi matematis, matematika sebagai bahasa, aktivitas sosialDalam upaya mengantisipasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju, pembelajaran matematika di kelas perlu direformasi, (Tandaliling, 2011). Tugas dan peran guru bukan lagi sebagai pemberi informasi (transfer of knowledge), tetapi sebagai pendorong siswa belajar (stimulation of learning) agar dapat mengkonstruksi sendiri pengetahuan melalui berbagai aktivitas termasuk aspek berkomunikasi. Menurut Silver dan Smith (1996: 20) mengutarakan bahwa tugas guru adalah: (1) melibatkan siswa dalam setiap tugas matematika; (2) mengatur aktivitas intelektual siswa dalam kelas seperti diskusi dan komunikasi; (3) membantu siswa memahami ide matematika dan memonitor pemahaman mereka.
George Polya telah meletakan suatu warisan “pentingnya mengajar dengan pemecahan masalah”. Setiap masalah memiliki “sepuluh strategi” yang tepat dengan “empat” langkah pemecahan sesuai dengan aspek-aspek dan sudut pandangnya masing-masing di dalam menyelesaikan suatu masalah matematis. Topik ini telah menjadi komponen utama dalam kurikulum matematika pada semua tingkatan pendidikan. NCTM dalam standards (1989) mempublikasikan ”The Curriculum and Evaluations Standards for School Mathematics”, yang menekankan bahwa pemecahan masalah harus menjadi fokus dalam kurikulum matematika di sekolah. Ini berarti bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu topik yang sangat penting dalam pembelajaran matematika. Tujuan mengajarkan matematika dengan pemecahan masalah adalah: (1) membantu guru memperbaiki keterampilan pemecahan masalah diri sendiri; (2) diberikan kepada guru untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan pemecahan masalah mereka; (3) untuk menyelidiki strategi umum pemecahan masalah; dan (4) bagaimana membuat kata “masalah” dan “pemecahan masalah” menantang dan menarik untuk siswa. Pentingnya para siswa mengalami proses pembelajaran matematika dengan pemecahan masalah matematis. Siswa perlu dipersiapkan dan didorong untuk berpikir bahwa sesuatu itu multi-dimensi sehingga mereka dapat melihat banyak kemungkinan penyelesaian untuk suatu masalah. Dengan demikian, pemecahan masalah matematis dalam pembelajaran matematika merupakan bagian integral dari semua aktivitas matematis. Fokus kajian makalah ini adalah bagaimana strategi pemecahan masalah matematis versi George Polya dan penerapannya dalam pembelajaran matematika.
Artikel ini menyajikan hasil penelitian kuasi eksperimen dengan posttest control group design yang mengkaji model pembelajaran Means Ends Analysis (MEA) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis dan disposisi matematis siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri yang ada di Kota Tidore provinsi Maluku Utara. Sampel yang melibatkan adalah sebanyak 158 siswa kelas VIII dari dua SMP level sekolah tinggi dan sedang. Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan awal matematis, tes kemampuan berpikir kritis matematis dan skala disposisi matematis. Analisis data menggunakan uji Non Parametrik Mann-Whitney dan uji beda lanjut atau post hoc dari One-Way ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang mendapatkan model MEA lebih unggul secara signifikan terhadap peningkatan kemampuan berpikir kritis matematis dibanding siswa yang mendapatkan model pembelajaran konvensional (PKV). Hasil penelitian ini, juga menemukan bahwa tidak terdapat interaksi antara kemampuan berpikir kritis matematis dengan disposisi matematis siswa.
This research includes qualitative research. Qualitative research is research that examines phenomena in a state of potency and attempts to describe these phenomena. The phenomenon studied in this study is the way of solving and thinking processes of students in mathematical problem solving related to mixed arithmetic operations by fourth grade elementary school students. The method of solving the problem will be studied according to the four steps of Polya's problem solving, namely: (a) understanding the problem; (b) planning solutions; (c) solving problems; (d) re-examine the results of the work. In this paper, we will discuss how to solve a student's problem and his thinking process in solving mathematical problems related to mixed arithmetic operations.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan konsep dan kemampuan berpikir matematis atau HOTS matematis siswa dalam pembelajaran Abad 21 melalui strategi MHM. Dalam Wekipedia menyebutkan bahwa abad 21 merupakan abad yang berlandaskan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga menuntut kita (SDM) sebuah negara untuk menguasai berbagai keterampilan termasuk HOTS matematis atau kemampuan berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran abad 21 menggeser paradigma secara umum, memberikan ruang gerak lebih luas pada aspek perkembangan dan tugas belajar siswa di sekolah. Konteks ini muncul sebagai implikasi dari pengembangan high order thinking skill matematis melalui strategi MHM yang perlu dioptimalkan dalam proses pembelajaran sebagaimana prinsip-prinsip pembelajaran pada kurikulum 2013. Prinsip-prinsip pembelajaran abad 21 juga menjadi dasar pijakan sebagai salah satu dasar pertimbangan dalam pembiasaan (conditioning) dan pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Melalui kebiasaan berpikir matematis akan membentuk dan menumbuhkan disposisi matematis yaitu keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. Dalam artikel ini dapat di batasi ruang lingkup pembahasan yaitu tentang pengembangan pembelajaran abad 21 berbasis HOTS matematis melalui strategi MHM yang dapat dikembangkan pada siswa SMP disertai dengan rasionalisasi dan contoh pembelajarannya. Oleh karena itu, pembahasan terdiri dari: hakekat mathematical habits of mind, dan strategi MHM dalam pembelajaran abad 21 berbasis HOTS matematis.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.