Objective: This research was to characterize and compare the nutrition, total phenolics (TP) content, antioxidant activity, and toxicity of all part of Physalis angulata L. extract. Methods: The proximate, minerals, TP content, antioxidant activity, and toxicity of all parts of physalis, namely, stem bark extract of P. angulata L. (ESC), leaf extract of P. angulata L. (ELC), rind extract of P. angulata L. (ERC), unripe fruit extract of P. angulata L. (EUF), and ripe fruit extract of P. angulata L. (EFC), were analyzed. The TP content, total flavonoids (TF), and free radical scavenging activity of ethanolic extract are studied using Folin–Ciocalteu assay, aluminum chloride assay, and 1,1-diphenyl 2-picrylhydrazyl scavenging assay. Brine shrimp lethality bioassay (LC50) used to measure the toxicity of extract. Results: The physalis leaves extract (ELC) contains the highest total of phenolics (144.4 mg galiic acid equivalent/g), a total of flavonoids (33.33 mg quercetin equivalent/g), and antioxidant activity (96.97 μg/ml) followed by ERC>EFC>EUF>ESC. Based on the level toxicity of LC50, the ripe fruit extract of P. angulata (EFC) (924.18 μg/ml) valued as cytotoxic. Conclusion: The data of nutrition, antioxidant properties, and toxicity of all parts of P. angulata extract provide for functional food product uses.
Di Indonesia, produk herbal telah digunakan sebagian besar masyarakat untuk menjaga kesehatan. Tanaman ciplukan merupakan salah satu kearifan lokal yang dipercaya dapat menjaga dan mengobati berbagai penyakit, seperti Diabetes mellitus dan memiliki potensi sebagai pangan fungsional. Ciplukan mengandung komponen bioaktif, dimana proses ekstraksi dan penggunaan jenis pelarut memainkan peranan penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis pelarut terhadap kandungan total fenolik, aktifitas antioksidan dan toksisitas ekstrak buah ciplukan (Physalis angulata L.). Desain eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan menggunakan 3 pelarut yang berbeda, yaitu: etanol 70% (a1), etil asetat (a2), dan n-heksana (a3), dengan 6 replikasi. Kandungan total fenolik, total flavonoid, aktifitas antioksidan (metode DPPH), dan toksisitas (Metode Brine Shrimp Lethality Test) ekstrak buah ciplukan diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah ciplukan (a1) memiliki kandungan total fenolik tertinggi (140,50 mg GAE/g ekstrak) dan total flavonoid(100,46 mg QE/g) diikuti oleh ekstrak etil asetat buah ciplukan(a2) > ekstrak n-heksana buah ciplukan (a3). Aktifitas antioksidan menunjukkan a1 memiliki IC50 terendah (321,02 μg/mL), memiliki aktifitas antioksidan tertinggi, dibandingkan a2 dan a3. Uji toksisitas menunjukkan bahwa nilai LC50 ekstrak etanol buah ciplukan (a1) (886,1 μg/mL) bersifat sitotoksik dibandingkan a2 dan a3. Penelitian ini menyimpulkan bahwa jenis pelarut yang digunakan dalam mengekstrak buah ciplukan dapat mempengaruhi kandungan total fenolik, aktifitas antioksidan dan toksisitas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.