Hipertensi merupakan suatu gangguan pada sistem peredaran darah yang sering terjadi pada masyarakat. Salah satu penanganan dalam penurunan tekanan darah adalah menggunakan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam. Terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam merupakan terapi yang dapat menenangkan jiwa dan tubuh sehingga dapat menimbulkan efek relaks dalam tubuh. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian pre eksperimen design dengan One Group Pre-Post test design. Sampel penelitian adalah 18 orang dengan menggunakan purposive sampling. Penelitian dilakukan di wilayah Kerja Puskesmas Kartasura. Analisis yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukan bahwa tekanan darah sistole dan diastole menunjukan penurunan yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam dimana P Value Sistole = 0,000 dan P Value Diastole = 0,001. Hasil penelitian <0,05 sehingga dapat disimpulkan terdapat pengaruh terapi relaksasi genggam jari dan nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertesi di wilayah kerja Puskesmas Kartasura. Kata Kunci : terapi relaksasi genggam jari, nafas dalam, tekanan darah Hypertension is a blood circulation system disorder, which is frequently encountered by community. One of the interventions to decrease blood pressure is handheld Þ nger relation and deep breathing therapy. This therapy can soothe soul and body so that the relaxing effects in the body occur. The objective of this research is to investigate the effect of handheld finger relaxation and deep breathing therapy on the blood pressure decrease of the hypertension sufferers in the work region of Community Health Center of Kartasura. This research used the quantitative pre-experimental research method with one group pre-and post-test design. It was conducted in the work region of Community Health Center of Kartasura. Purposive sampling technique was used to determine its samples. The samples consisted of 18 hypertension sufferers. The data of the research were analyzed by using the Wilcoxon’s Test.The result of the research shows that the systole and diastole blood pressures decreased significantly prior to and following the handheld finger relaxation and deep breathing therapy where the p-value of the systole = 0.000, and that of the diastole = 0.001. Thus, there was an effect of the handheld Þ nger relaxation and deep breathing therapy on the blood pressure decrease of the hypertension sufferers in the work region of Community Health Center of Kartasura. Keywords: handheld finger relaxation, deep breathing therapy, blood pressure
Abstract BACKGROUND: Chronic renal failure (CRF) is a reduction in chronic renal function that leads to non-reversible and progressive kidney tissue damage. Blood pressure is a major risk factor that can increase the mortality rate by up to 20 times in patients with chronic renal failure who are undergoing hemodialysis therapy. Intradialytic exercise is an intervention that can be used to control systolic blood pressure. AIM: This study was to analyze the effect of intradialytic exercise on changes in blood pressure in chronic renal failure patients undergoing hemodialysis therapy at Indriati Solo Baru Hospital. METHODS: The research method is quasi-experimental design pre-post with control group design. The study population was 97 dialysis patients. The sampling technique used a purposive sampling of 30 people. Data analysis using Paired t-Test. RESULTS: The research results showed that the sex characteristics of most respondents were male as many as 17 people (56.7%), the average age of the respondents was 51.03 years, the pre-intervention in the control group obtained an average systolic blood pressure of 168.93 mmHg and 106 diastole, 120 mmHg, while the blood pressure in the control group post was 173.13 mmHg systole and 107 mmHg diastoles. In the treatment group, the average blood pressure in the pre-intradialytic exercise showed 162.20 mmHg systole and 104.27 mmHg diastole, while the post-intradialytic exercise system blood pressure was 153.13 mmHg and diastole 94.33 mmHg. CONCLUSION: There is an effect of intradialytic exercise on changes in blood pressure in chronic renal failure patients undergoing hemodialysis therapy at Indriati Solo Baru Hospital with a p-value of 0.025. Intradialytic exercise can be recommended as structured physical exercise therapy for hemodialysis therapy patients. KEYWORDS: intradialytic exercise, chronic renal failure, patients, changes in blood pressure, hemodialysis
Hemodialisa akan mempengaruhi keadaan psikologis pasien. Kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa akan cenderung menurun sebagai dampak tindakan hemodialisa.Self efficacy diterapkan sebagai upaya pasien dalam menjalani pengobatan untuk meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan self efficacy dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 44 orang. Hasil uji analisa menggunakan kendall tau didapatkan nilai p value 0,003. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan self efficacy dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa. Kata kunci: Hemodialisa, self efficacy, kualitas hidup Hemodialysis affects the patient’s psychological state. The quality of life of patients with chronic renal failure who undergo hemodialisa therapy will tend to decrease as a result of hemodialysis action. Self efficacy is applied as the patient’s efforts in undergoing treatment to improve the quality of life. This study aims to analyze the relationship of self efficacy with the quality of life of patients with chronic renal failure who undergo hemodialysis therapy. This type of research is quantitative with Cross Sectional design. Sampling technique purposive sampling with the number of samples of 44 people. The result of analysis test using kendall tau got p value 0,003. The conclusion of this research is there is a relationship of self efficacy with quality of life of chronic renal failure patient who underwent hemodialysis therapy.Keywords: Hemodialysis, self efÞ cacy, quality of life
Komplikasi pada hipertensi yang tidak terkontrol dapat menyebabkan stroke. Angka kejadian stroke saat ini menunjukkan peningkatan. Pengetahuan yang baik dapat meningkatkan motivasi penderita sehingga terhindar dari stroke. Desain penelitian dengan descriptive correlational. Upaya mengumpulkan sampel dengan proportionate stratified random sampling dan responden 171 orang. Data dianalisis dengan spearman rank. Hasil penelitian adalah pengetahuan tinggi sebanyak 159 (93%). Motivasi pencegahan stroke dalam kategori kuat sebanyak 159 responden (93%). Kesimpulan penelitian adalah pengetahuan berhubungan dengan motivasi pencegahan stroke di Kelurahan Jebres Surakarta (p value 0,000). Adanya pengetahuan yang tinggi disarankan kepada penderita hipertensi meningkatkan motivasi dalam pencegahan stroke. Kata kunci : pengetahuan, motivasi pencegahan stroke, hipertensi.
Pendekatan perawat dapat mengurangi kecemasan yang dialami keluarga pasien. Pendekatan perawat tersebut berkontribusi dalam hal mengurangi gejala depresi dan kecemasan sehingga memberi manfaat terhadap kesehatan termasuk mengurangi depresi, kesepian, meningkatkan kematangan dalam berhubungan, kompetensi sosial dan penilaian psikososial yang lebih baik dalam menghadapi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pendekatan perawat terhadap keluarga pasien yang mengalami kecemasaan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologis. Sampel dalam penelitian adalah 3 partisipan. Data dalam penelitian ini dianalisa menggunakan metode Collaizzi. Hasil penelitian ini didapatkan empat tema yaitu, bentuk pendekatan perawat secara fisik, bentuk pendekatan perawat secara psikologi, bentuk pendekatan perawat secara spiritual, bentuk pendekatan perawat secara sosial. Kesimpulan penelitian ini adalah perawat menyatakan mampu memberikan pendekatan kepada anggota keluarga yang mengalami kecemasaan. Pendekatan perawat kepada keluarga dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan perawat sehari-hari dalam penanganan kecemasaan keluarga pasien. Perawat diharapkan mampu mengaplikasikan tindakan-tindakan untuk menurunkan kecemasaan sehari-hari dan bila dibutuhkan oleh keluarga.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.