<p>One of the islands in Indonesia which has both tourist and mining interests is Belitung Island. Belitung Island is an island between Kalimantan Island and Bangka Island. The history of Belitung is said to have existed since the time of the Majapahit Kingdom, while in the Islamic Belitung era it had four kingdoms, namely: the Balok Kingdom (the oldest and largest), Belantu Kingdom, Badau Kingdom, and Buding Kingdom. This study aims to reveal the existence of Islam on Belitung Island, and this is because Belitung Island has many Islamic treasures, some of which have not been disclosed. This research uses explorative and expansive methods. Islam entered Belitung around the end of the 16th century. In the 17th century, Islam in Belitung became an institution of political power with the establishment of the four kingdoms. Sources about the arrival of Islam on the island of Belitung have a variety of stories that developed in the community, and each source is supported by the data on the tombstone findings in several places on the island of Belitung. Assumptions about who spread various versions start from Aceh, Minangkabau, Palembang, Islamic Mataram, Majapahit, Cirebon, Banten, Gresik, and Banjar.</p>
Aksara Ulu merupakan aksara yang berkembang di daerah Sumatra Bagian Selatan. Asal kata ulu berarti hulu sungai atau dataran tinggi. Aksara Ulu sudah tidak digunakan lagi pada masa sekarang. Meski demikian, tulisan ini mengkaji tradisi Islam di wilayah Pasemah berdasarkan isi prasasti dan naskah beraksara Ulu. Tujuan penelitian yakni mengetahui tradisi Islam di dalam isi prasasti dan naskah. Sasaran penelitian yakni mengidentifikasi seberapa besar peranan tradisi Islam dalam mempengaruhi isi dari prasasti dan naskah. Metode penelitian meliputi pengolahan data (penelusuran sumber, wawancara, studi pustaka), deskripsi ukuran, asal, pemilik, keadaaan atau kondisi, bahasa, variasi aksara, transliterasi, terjemahan, penafsiran, sintesis, dan penyajian data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi prasasti dan naskah Ulu secara kuat dipengaruhi oleh tradisi Islam. Pengaruh agama Islam dalam naskah atau prasasti beraksara Ulu juga dapat dilihat dari pandangan masyarakat terhadap naskah dan prasasti yakni profan, semi sakral, dan sakral.
Sepanjang Kawasan pesisir Timur Sumatera Bagian Selatan mulai dari Jambi hingga ke Sumatera Selatan merupakan daerah lahan basah yang mengandung berbagai peninggalan masa lalu. Peninggalan tersebut berupa bekas perahu, manik-manik, tembikar, terakota, dan bahkan prasasti logam baik itu berbahan timah maupun tembaga. Prasasti berbahan timah merupakan data artefaktual yang relatif banyak ditemukan. Sejumlah prasasti berbahan timah di kawasan tersebut merupakan data yang penting untuk dikaji menggunakan metode Epigrafi. Metode ini meliputi deskripsi dimensi bentuk, unsur bahan penyusun, analisis tekstual isi prasasti, dan penafsirannya. Media tulis pada timah menjadi hal yang lazim ketika bahan baku batu atau jenis logam lain tidak banyak tersedia di wilayah tersebut. Timah yang digunakan kemungkinan berasal dari daerah Timur, yaitu daerah Pulau Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, dan lainnya. Berdasarkan analisis X-Ray Fluorescence (XRF), tercatat timah yang digunakan merupakan jenis timah putih murni dengan kode Sn dan hanya sedikit mengandung timah hitam Pb. Aksara yang digunakan dalam sejumlah data prasasti timah tersebut yaitu aksara yang diidentifikasikan sebagai aksara Sumatra Kuno, aksara Ulu/Ka-Ga-Nga, aksara Jawi, dan aksara Arab. Berdasarkan hasil kajian epigrafi, isi yang terkandung dalam prasasti-prasasti timah tersebut Sebagian besar merupakan teks mantra-mantra. Teks mantra diperkirakan diberikan oleh seorang dukun atau orang pintar dalam bidang ilmu gaib dengan tujuan keselamatan saat berada di dalam daerahnya sendiri maupun di luar daerah mereka. Along the Eastern coast of Southern Sumatra, from Jambi to South Sumatra is a wetland area that contains various relics from the past. Relics from the past include boat wrecks, beads, pottery, terracotta, and metal plate inscriptions made of tin and copper. Tin plate inscriptions are relatively common artifactual data found. Several tin plate inscriptions in the area are essential data to be studied using the Epigraphic method. This method includes a description of the form dimensions, the elements of the constituent materials, textual analysis of the contents of the inscription, and interpretation. Tin-based writing material became familiar when the raw materials for stone or other metals were not widely available in the area. From the X-Ray Fluorescence (XRF) analysis, it is known that the tin used was pure white tin with the code Sn and only a small amount of Pb or lead. The tin material used may have come from the East, i.e., Bangka Island, Belitung Island, Singkep Island, and others. Based on the epigraphic study, the contents of the tin plate inscriptions are mostly texts of spells. A shaman has likely written the spell text for salvation purposes. The scripts used in the tin plate inscription data were identified as Old Sumatran, Ulu/Ka-Ga-Nga, Jawi, and Arabic.
Permasalahan penelitian ini adalah bagaimanakah wujud kebhinnekaan dapat terlihat dari data-data prasasti beraksara paleo-Sumatra (Sumatra Kuno) dan Aksara Batak yang ada di kawasan Kepurbakalaan Padang Lawas, Sumatera Utara? Adapun tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui wujud kebhinnekaan dari data-data prasasti beraksara paleo-Sumatra (Sumatra Kuno) dan Aksara Batak yang ada di kawasan kepurbakalaan Padang Lawas, Sumatera Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kawasan kepurbakalaan Padang Lawas, Sumatera Utara dilihat dari hasil temuan-temuan prasastinya dihuni tidak hanya masyarakat Melayu namun juga terdapat eksistensi masyarakat lokal lain yaitu masyarakat Batak. Terdapatnya penggunaan dua bentuk aksara yaitu aksara Paleo-Sumatra (Sumatra Kuno) dan Aksara Batak menunjukkan adanya keberagaman bentuk yang ada di kawasan kepurbakalaan tersebut. Penggunaan bahasa Sansekerta, bahasa Melayu dan bahasa Batak juga menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal di kawasan kepurbakalaan tersebut beragam dan sangat terbuka terhadap pengaruh luar seperti halnya pengaruh budaya India yang berupa bentuk aksara dan penggunaan Bahasa Sansekerta.
Abstract. Ancient Manuscript “Kaghas 1 Semidang Tribe”: A Critical Source Study. Inscriptions and ancient Ulu script are found in South Sumatra and since 2009 an inventory has been carried out. The condition of these local inscriptions and manuscripts is generally well preserved and treated specially in the storage process and is a hereditary legacy that must be preserved. These ancient inscriptions and manuscripts are still widely owned by the community because they contain instructions or life guidelines for their children and grandchildren. This ancient manuscript is made of halim tree bark in the shape of sheets that are folded in rectangles similar to an accordion or an ancient book. The problem to be resolved is a review of source criticism of the ancient manuscripts of the Kaghas 1 Semidang tribe. The goal to be achieved is to examine the text from the point of view of source criticism by using the analytical description method. The script used is the Ulu script using the Pagaralam or Pasemah dialect. This manuscript contains Islamic teachings related to local genius or assimilation between the teachings of Islam and the culture of the Pasemah area. Abstrak. Prasasti dan naskah kuno beraksara Ulu sangat banyak ditemukan di wilayah Sumatra Selatan dan sejak tahun 2009 telah dilakukan inventarisasi. Kondisi prasasti dan naskah lokal tersebut secara umum terawat dan diperlakukan khusus dalam proses penyimpanannya dan merupakan warisan turun-menurun yang harus dijaga. Prasasti dan naskah kuno tersebut masih banyak dimiliki oleh masyarakat karena berisikan petunjuk atau pedoman hidup bagi anak cucu mereka. Naskah kuno ini terbuat dari kulit kayu pohon halim berbentuk lembaran yang dilipat-lipat segi empat mirip alat musik akordeon atau sebuah buku zaman dahulu. Permasalahan yang akan diselesaikan yaitu tinjauan kritik sumber terhadap naskah kuno kaghas 1 Suku Semidang. Tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk menelaah naskah tersebut dari sudut pandang kritik sumber dengan menggunakan metode deskripsi analisis. Aksara yang digunakan adalah aksara Ulu dengan menggunakan bahasa Melayu dialek Pagaralam atau Pasemah. Naskah ini memuat ajaran Islam terkait dengan local genius atau asimilasi antara ajaran Agama Islam dan budaya daerah Pasemah.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.