Pengalaman usaha bidang perikanan pada responden berhubungan erat sapai pada pada tahap mencoba inovasi, sedangkan tingkat keinovatifan responden berhubungan erat sampai pada tingkat menerapkan inovasi yang dianjurkan. Umur responden. Lama pendidikan, dan tingkat kekosmopolitan tidak berhubungan erat dengan tingkat adopsi inovasi ikan lele sangkuriang.Peranan penyuluh perikanan sangat berhubungan erat sampai tahap mencoba dan berhubungan erat pada tahap menerapkan para responden terkait inovasi yang dianjurkan yaitu budidaya ikan lele sangkuriang pada kolam terpal. Sedangkan peranan ketua kelompok sangat berhubungnha erat sampai tahap menilai inovasi yang dianjurkan bagi para responden. Peranan dinas perikanan dan peranan media massa kurang berhubungan erat dengan tingkat adopsi budidaya ikan lele sangkuriang pada kolam terpal. Karakteristik inovasi berupa keuntungan relatif budidaya ikan lele sangkuriang dibandingkan inovasi lainnya (budidaya pertanian), keselarasan dengan kondisi lingkungan responden berhubungan sangat erat sampai pada tahap minat responden pada inovasi tersebut. Budidaya ikan lele sangkuriang dianggap tidak rumit diterapkan/dipraktekan oleh responden sangat berhubungan erat bagi responden untuk berminat dan sampai menghitung untung rugi dari inovasi tersebut (tahap minat). Budidaya ikan lele sangkuriang dengan karakteristik yang mudah diamati hasilnya oleh responden berhubungan erat pada tahap minat pada responden dan berhubungan sangat erat pada tahap mencoba. Namun demikian berdasarkan hasil analisis ciri inovasi teknologi budidaya ikan lele sangkuriang pada kolam terpal dengan ciri yang mudah dan cepat diamati yang berhubungan sangat erat kecepatan adopsi sampai tahap mencoba, sedangkan ciri inovasi lainnya baru sampai rata-rata pada tahap mminat.
Kecamatan Bungursari memiliki 253.890 m2 lahan perikanan dan sumber air yang berasal dari sungai Cirombang dan Cidungkui. Terdapat 10 kelurahan yang mencangkup wilayah Kecamatan Bungursari. Dimana 4 kelurahan merupakan kelurahan potensial dibidang Perikanan. Salah satu kelurahannya adalah Kelurahan Cibunigeulis yang memiliki luas wilayah seluas 93.330 m2. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi potensi dan permasalahan usaha perikanan budidaya di Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat. Hasil penelitian menunjukan bahwa mayoritas umur penduduk Kecamatan Bungursari usia 15-64 tahun sebanyak 67,1 % yang termasuk dalam kategori usia produktif. Sebanyak 41 % masyarakat Kecamatan Bungursari berpendidikan SMP. Terdapat 32 % responden yang berpendidikan SD, 23 % berpendidikan SMA, dan sangat sedikit yang berpendidikan sarjana yaitu 4 %. Tingkat pendapatan Responden di Kecamatan Bungursari rata-rata Rp. 2.538.042.bulan-1. Permasalahan yang terdapat adalah teknologi tradisional, belum ada lembaga penyedia SAPRAS, dan keuntungan masih rendah. Kondisi ini menunjukan bahwa perlu dilakukan identifikasi potensi wilayah untuk meningkatkan sosial ekonomi responden di Kecamatan Bungursari.
Pelaku usaha perikanan di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan, Kabupaten Wakatobi Provinsi Sulawesi Tenggara teriri dari penangkapan ikan dan pembudidaya rumput laut. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mempelajari perilaku pembudidaya rumput laut sebelum dan sesudah dilaksanakannya penyuluhan mengenai produksi rumput laut menggunakan metode dempond; 2) menganalisis usaha budidaya rumput laut dan 3) mempelajari perubahan fungsi kelompok setelah dilaksanakannya penyuluhan. Penelitian dilakukan mulai tanggal 2 Maret sampai dengan 15 Mei 2020. Pengambilan data dilakukan secara Purposive sampling, dengan metode observasi dan wawancara. Data terdiri dari data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan hasil produksi rumput dari 225 menjadi 500 gr. Terjadi peningkatan aspek pengetahuan mengenai peran fungsi kelompok sebagai organisasi kegiatan bersama, dan melengkapi administrasi kelompok. Hasil evaluasi aspek perilaku terhadap pembudidaya di Kecamatan Wangi-Wangi Selatan penggunaan bibit berkualitas mengalami peningkatan aspek pengetahuan sebesar 14 %, aspek sikap sebesar 91 %, dan aspek keterampilan sebesar 33 %.
Hasil penelitian memperlihatkan berdasarkan 14 unsur pelayanan pendidikan kelompok dosen labo teknologi kepada taruna IKP optimal 3,000 namun range indek kepuasan taruna pada pendidikan yang diberikan dosen labo teknologi terendah 2,12 dan tertinggi 2,700. Sedangkan bagi responden taruni range IKPi yang diberikan terendah 2,200 dan tertinggi 3,00. Pada Kelompok dosen labo ekonomi pelayanan unsur terendah oleh taruna 2,15 dan tertinggi 2,700, sedangkan persepsi yang diberikan oleh taruni unsur terendah dengan nilai 2,15 dan tertinggi 3,00. Pada Kelompok Dosen labo penyuluhan persepsi taruna unsur terendah dengan nilai 2,200 dan tetinggi 3,00, sedangkan yang diberikan oleh taruni unsur terendah dengan nilai 2,300 dan unsur tertinggi dengan nilai 3,00. Nilai Indek Kepuasan Taruna (IKTa) bagi kelompok dosen labo teknologi diperoleh nilai sebesar 62,214, dengan kriteria kinerja Baik, sedangkan untuk Nilai Indek Kepuasan Tarunai (IKTi) sebesar 69,58, dengan kriteria kinerja Sangat Baik. Nilai Indek Kepuasan Taruna (IKTa) bagi kelompok dosen labo ekonomi sebesar 61,53, dengan kriteria kinerja Baik, sedangkan untuk Nilai Indek Kepuasan Taruni (IKTi) sebesar 68,865, dengan kriteria kinerja Sangat Baik. Nilai Indek Kepuasan Taruna (IKTa) bagi kelompok dosen labo penyuluhan sebesar 64,60, dengan kriteria kinerja sangat Baik,sedangkan untuk Nilai Indek Kepuasan Tarunai (IKTi) sebesar 70,025, dengan kriteria kinerja Sangat Baik.
Beberapa faktor internal pembudidaya ikan di Kabupaten Purbalingga seperti tingkat kekosmpolitan dan tingkat keinovatifan merupakan karakteristik yang sangat berkorelasi dengan tingkat kebutuhan para pembudidaya terhadap kebutuhan informasi penyuluhan perikanan. Karateristik tersebut yang sangat membantu kreatifitas penyuluh perikanan dalam menyiapkan materi penyuluhan perikanan. Totok Mardikantoro (1991) membedakan ada tiga macam materi penyuluhan berdasarkan sifatnya yaitu: 1) Yang berisikan pemecahan masalah yang sedang dan akan dihadapi, materi yang berisikan pemecahan masalah merupakan kebutuhan utama yang diperlukan oleh pelaku utama perikanan sebagai sasaran penyuluhan. Oleh karena itu, dalam setiap kegiatan penyuluhan, materi ini harus diutamakan terlebih dahulu sebelum materi-materi yang lainnya; 2) Yang berisikan petunjuk atau rekomendasi, yang harus dilaksanakan materi penyuluhan yang berupa petunjuk/rekomendasi yang harus dilaksanakan, sering kali sangat diharapkan oleh masyarakat sasaran, meskipun kurang memperoleh prioritas dibandingkan materi yang berisi pemecahan masalah. Karena itu materi ini hanya dibatasi pada petunjuk/rekomendasi yang harus segera dilaksanakan; 3) Materi yang bersifat instrumental. Materi penyuluhan seperti ini tidak harus dikonsumsi dalam waktu cepat, tetapi merupakan materi yang perlu diperhatikan dan mempunyai manfaat jangka panjang. Apapun materi penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, pertama-tama harus diingat bahwa materi tersebut harus selalu mengacu kepada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat sasarannya. Keragaman sasaran yang dihadapi menjadi kendala bagi penyuluh dalam menentukan materi penyuluhan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.