Abstrak: Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pasutri Dalam Memilih Alat Kontrasepsi. Pemilihan metode kontrasepsi di desa Tanjung Pandan pada tahun 2019/2020 mulai bergeser pada tren penggunaan kontrasepsi jangka panjang, pemilihan metode kontrasepsi Implant, IUD dan steril sudah mulai menjadi pilihan PasanganUsia Subur (PUS) meskipun pemilihan penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek juga masih menjadi pilihan sebagian besar PUS.Tujuan penelitian ini adalah untuk Mengetahui faktor faktor apa saja yang mempengaruhi pengambilan keputusan pasutri dalam memilih alat kontrasepsi. Penelitian ini menggunakan metode deskriftif kualitatif dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah akseptor KB yang ada di desa Tanjung Pandan kecamatan Bangunrejo kabupaten Lampung Tengah tahun 2020. Sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin sebanyak 88 responden dengan teknik sampling Purposive Sampling menggunakan lembar kuisioner.Hasil penelitian pengujian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara umur, paritas dan dukungan suami istri terhadap kontrasepsi dengan Rata-rata skalakontrasepsi jangkapendekdanpanjangyaitu 1,58 denganstandardeviasi 0,496 danstandar error 0,053, rata-rata skalaumur20 tahun, 20 sampaidengan 30 Tahundan30 Tahunyaitu 1,85 denganstandardevisiasi 0,766 danstandar error 0,082, rata-rata skalaparitasyaitu 1,73 denganstandardevisiasi 0,690 danstandar error 0,074, rata-rata skalaDukunganSuami/ Istriyaitu 1,56 denganstandardevisiasi 0,500 danstandar error 0,053. Pvalue 0,000 0,05 sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pengambilan keputusan pasutri dalam memilih alat kontrasepsi memiliki hubungan yang erat untuk menekan jumlah paritas pada pasangan pasutri.
Latar Belakang. Salah satu tujuan upaya kesehatan anak adalah menjamin kelangsungan hidup anak melalui upaya menurunkan angka kematian bayi baru lahir, bayi dan balita. Penyebab kematian terbanyak pada balita adalah Diare. Prevalensi Diare pada balita di Indonesia 11,5% dan Jawa Tengah 11,1% (Riskesdas, 2018). Penyebab balita mudah mengalami diare adalah perilaku hidup masyarakat yang kurang baik dan keadaan lingkungan yang buruk. Oleh karena itu perlu meningkatkan keterlibatan keluarga dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tujuan dan Manfaat. Untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat dengan kejadian diare pada balita. Subjek Penelitian. 44 ibu yang memiliki anak balita di Posyandu Kartini III Metode. Penelitian berupa observasi analitik, desain korelasi dengan metode cross sectional. Pengambilan sampel secara sampling jenuh. Analisa bivariat menggunakan uji chi square dan multivariat menggunakan uji regresi logistik Hasil Penelitian. Penerapan PHBS pemberian ASI eksklusif 90,9%, mencuci tangan 88,6%, penggunaan air bersih 97,7%, penggunaan jamban sehat 88,6%, kejadian diare 29,5%. Hasil analisis hubungan PHBS dengan kejadian diare diperoleh penggunaan air bersih p=0,118 (>0,05) dan penggunaan jamban sehat p=0.619 (>0,05) sehingga Ha ditolak. PHBS pemberian ASI eksklusif p=0,031 (<0,05), OR=14,5 dan mencuci tangan p=0,014 (<0,05),OR=19,33 yang berarti Ha diterima. Nilai Nagelkarke R square 33,6. Kesimpulan. Tidak ada hubungan PHBS penggunaan air bersih dan penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare balita, ada hubungan PHBS pemberian ASI eksklusif dan mencuci tangan dengan kejadian diare pada balita. Kata kunci : Diare, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) ABSTRACT Background. One of the goals of child health efforts is to ensure the survival of children through efforts to reduce the mortality rate of newborns, infants and toddlers. The most common cause of death in children under five is diarrhea. The prevalence of diarrhea in children under five in Indonesia is 11.5% and Central Java is 11.1% (Riskesdas, 2018). The cause of toddlers easily experiencing diarrhea is the behavior of people's lives that are not good and bad environmental conditions. Therefore, it is necessary to increase family involvement by implementing Clean and Healthy Life Behavior (PHBS). Purpose and benefit. To find out the relationship between clean and healthy living behavior with the incidence of diarrhea in children The subject of study. 44 mothers with children under five at the Kartini III Posyandu. Method. The research is in the form of analytic observation, correlation design with cross sectional method. Sampling by sampling saturated. Bivariate analysis using chi square test and multivariate using logistic regression test The Result of Research. The implementation of PHBS for exclusive breastfeeding was 90.9%, washing hands 88.6%, using clean water 97.7%, using healthy latrines 88.6%, diarrhea incidence 29.5%. The results of the analysis of the relationship between PHBS and the incidence of diarrhea obtained the use of clean water p = 0.118 (> 0.05) and the use of healthy latrines p = 0.619 (> 0.05) so Ha was rejected. PHBS exclusive breastfeeding p=0.031 (<0.05), OR: 14.5 and hand washing p=0.014 (<0.05), OR: 19.33 which means Ha is accepted with a Nagelkarke R square value of 33.6. Conclusion. There is no relationship between PHBS using clean water and using healthy latrines with the incidence of diarrhea, there is a relationship between PHBS exclusive breastfeeding and washing hands with the incidence of diarrhea in children. Keywords : Diarrhea, Clean and Health Life Behavior (PHBS)
<p>Latar Belakang: Proses pengawasan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan perilaku kepatuhan terhadap penggunaan alat pelindung diri oleh pekerja di tempat kerja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan alat pelindung diri di PT Jamu Air Mancur Palur.<br />Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional. Populasi adalah seluruh pekerja PT Jamu Air Mancur Palur sebanyak 345 orang. Sampel kasus 78 orang. Analisis data menggunakan uji paired sample t test dengan taraf signifikan 95%.<br />Hasil: Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh antara pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan APD di PT JAM Palur dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.<br />Kesimpulan: Ada pengaruh antara pengawasan terhadap kepatuhan penggunaan APD di PT JAM Palur. Pihak PT JAM Palur diharapkan bisa meningkatkan, memperketat dan menyiapkan petugas khusus pengawasan penggunaan APD pada pekerja.<br /><br /></p>
Latar belakang : Saat ini Negara Indonesia sedang dilanda pandemi Covid-19 yang mengakibatkan perubahan baik secara fisik maupun psikologi, baik pada usia muda maupun pada lanjut usia. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik namun juga mempengaruhi kondisi mentalitas individu, termasuk pada golongan Lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas Lansia mengalami kecemasan di masa pandemi dengan mayoritas termasuk dalam kategori sedang (48,1%). Kondisi ini bukanlah hal yang dapat dianggap sederhana karena kecemasan dikhawatirkan dapat menimbulkan ketakutan hebat dan menetap pada Lansia sehingga dapat menimbulkan gangguan baik secara fisik maupun psikologis. Tujuan : Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan pola tidur pada Lansia di Panti Wredha Widhi Asih. Subyek dan Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan desain korelasional melalui pendekatan crossectional. Populasi penelitian adalah semua Lansia di Panti Wredha Widhi Asih. Teknik sampling yang digunakan adalah jenuh. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil : Skor tingkat kecemasan lansia paling banyak 4 dengan kategori ringan yaitu 19%. Namun demikian ditemukan pula lansia yang mendapatkan skor tingkat kecemasan 20 yaitu 4,8%. Pola tidur responden bervariasi, dilihat dari kuantitas tidurnya yaitu antara 5-9 jam dengan mayoritas kuantitas tidur paling sedikit 5-5,5 jam (4,8%) dan paling banyak 8 jam (38,1%). Hasil analisis uji korelasi Spearman menunjukkan korelasi antara tingkat kecemasan dengan pola tidur adalah tidak bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar -0,313 menunjukkan arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi lemah. Kesimpulan : Hubungan antara tingkat kecemasan dengan pola tidur adalah tidak bermakna. Nilai korelasi Spearman sebesar -0,313 menunjukkan arah korelasi negatif dengan kekuatan korelasi lemah. Kata Kunci : kecemasan, lansia, pola tidur RELATIONSHIP BETWEEN ANXIETY LEVELS AND SLEEP PATTERNS IN THE ELDERLY Background: Currently, the State of Indonesia is being hit by the Covid-19 pandemic which causes changes both physically and psychologically, both at a young age and in the elderly. This condition not only has an impact on physical health but also affects the mental condition of individuals, including the elderly. The results showed that the majority of the elderly experienced anxiety during the pandemic with the majority being in the moderate category (48.1%). This condition is not something that can be considered simple because it is feared that anxiety can cause severe and permanent fear in the elderly so that it can cause disturbances both physically and psychologically. Objective: To determine the relationship between anxiety levels and sleep patterns in the elderly at the Wredha Widhi Asih Home. Subjects and Methods: This type of research is analytic observational with a correlational design through a cross-sectional approach. The population of the study were all the elderly at the Wredha Widhi Asih Nursing Home. The sampling technique used is saturated. Data analysis using Spearman Correlation Test. Result: The highest score of anxiety level is 4 (19%) in the mild category. However, the elderly who got a level 20 score of 4.8% were found. The respondent's sleep pattern varies, seen from the quantity of sleep, which is between 5-9 hours, with a minimum sleep quantity of 5-5.5 hours (4.8%) and a maximum of 8 hours (38.1%). The results of the Spearman correlation test analysis showed that the correlation between anxiety levels and sleep patterns was not significant. Spearman correlation value of -0.313 indicates the direction of negative correlation with weak correlation strength. Conclusion: the correlation between anxiety levels and sleep patterns is not significant. Spearman correlation value of -0.313 indicates the direction of negative correlation with weak correlation strength. Keywords: anxiety, elderly, sleep pattern
Latar belakang : masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Mahasiswa tingkat I dan ll tergolong masa remaja akhir yakni usia 18-21 tahun, dimana pada usia ini seharusnya sudah mengetahui tentang personal hygiene yang baik, mengingat mahasiswa merupakan calon tenaga kesehatan yang harus memelihara kebersihan diri dan dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu sebelum menerapkan kepada orang lain maupun pasien. Tujuan penelitian : untuk mengetahui gambaran personal hygiene mahasiswa tingkat I dan ll di Sekolah Tinggi Imu Kesehatan Panti Kosala. Subyek dan metode : penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat 1 dan ll sebanyak 172 orang. Sampel 63 orang diambil dengan teknik proporsional stratified random sampling. Pengumpulan data menggunakan pedoman kuesioner dan analisa data menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian : berdasarkan hasil kuisioner menunjukkan indikator kebersihan kulit mayoritas adalah cukup yaitu 27 mahasiswa (43%), indikator kebersihan kuku mayoritas cukup sebanyak 25 mahasiswa (39,5%), indikator kebersihan gigi mulut mayoritas baik sebanyak 23 mahasiswa (36,5%), indikator kebersihan rambut mayoritas baik sebanyak 28 mahasiswa (44%), kebersihan mata mayoritas baik dan cukup dengan masing-masing adalah 22 mahasiswa (35%) dan kebersihan telinga mayoritas adalah baik yaitu 25 mahasiswa (40%). Kesimpulan : berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa personal hygiene mahasiswa tingkat I dan ll di STIKES Panti Kosala mayoritas adalah kategori baik. Kata kunci : personal hygiene, remaja OVERVIEW OF LEVEL I AND II STUDENTS' PERSONAL HYGIENE IN HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCE ORIGINAL KOSALA Iyar Siswandi, Budi Kristanto, Warsini Abstract Background : adolescence is a developmental phase between childhood and adulthood. Students level I and ll is the final adolescence, namely the age of 18-21 years, at this age should already know how good personal hygiene, especially for prospective students of health workers should maintain personal hygiene efforts should start from themselves first before applying to others or patients. The aim of the study : to find out how the personal hygiene picture of students level 1 and ll at STIKES Panti Kosala. Subjects and Methods : the research design used is descriptive research. The population in this study is all 1st and ll-level students as many as 172 peoples. Sampled 63 peoples with stratified random sampling proportional sampling techniques, data collection using questionnaire guidelines. Data was analyzed used the percentage formula. Results : based on the results of the questionnaire showed that the majority of skin hygiene indicators were sufficient, namely 27 students (43%), the majority of nail hygiene indicators were sufficient as many as 25 students (39.5%), the majority of oral dental hygiene indicators were good as many as 23 students (36.5% ), the majority of hair hygiene indicators were good as many as 28 students (44%), the majority of eye hygiene was adequate and good with 22 students each (35%) and the majority of ear hygiene was good, namely 25 students (40%). Conclusion: based on the results of this study, it can be concluded that the personal hygiene of students level I and II at STIKES Panti Kosala is in good category. Keywords: adolescents, personal hygiene
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.