Dunia proyek konstruksi adalah bidang usaha yang sangat kompleks, rumit dan memiliki berbagai macam rIsiko. Fungsi manajemen merupakan kunci utama keberhasilan pengelolaan suatu proyek. Selain itu untuk mencapai keberhasilan suatu proyek dibutuhkan kinerja dan kekompakkan setiap unsur pelaksana proyek guna mencapai tujuan yang diharapkan. Suatu proyek dapat dinyatakan berhasil apabila proyek tersebut memenuhi syarat tercapainya sasaran proyek yaitu berupa tepat biaya, tepat mutu, dan tepat waktu. Metode yang digunakan penelitian ini berupa konsep nilai hasil mengkaji kecenderungan varian jadwal dan varian biaya pada suatu periode selama proyek berlangsung. Berdasarkan hasil evaluasi data sekunder pada Proyek Pembangunan Jalan Tol Semarang-Solo Ruas Bawen-Solo Seksi 2, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai jawaban dari tujuan penelitian. Antara lain Total SV (positive) mengalami percepatan dengan nilai indikator 7.06%. Sedangkan total SV (negative) menunjukkan indikator perlambatan dengan nilai -5.63%. Hasil indikator perhitungan nilai SV yang menunjukkan positive dan negative yang berarti percepatan dan perlambatan proyek dalam setiap bulannya. Perkiraan waktu akhir proyek/ SPI to go = 1.00, sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek tidak terlambat / tepat waktu. Dan didapatkan perkiraan biaya akhir proyek / CPI to go = 2.36, sehingga dapat disimpulkan proyek tidak mengalami kerugian.
Kondisi pembangunan dan perkembangan perumahan serta kawasan permukiman yang pesat, tidak sedikit masyarakat yang tinggal di kawasan permukiman yang termasuk ke dalam kawasan rawan bencana. Hal ini memiliki risiko tinggi dikarenakan kondisi tempat tinggal mereka yang tidak aman dari risiko terjadinya bencana yang dapat terjadi secara tiba - tiba. Untuk melakukan antisipasi terhadap kemungkinan terdampak bencana, maka masyarakat perlu untuk direlokasi ke lokasi yang lebih aman. Oleh karena itu perlunya penelitian untuk mengidentifikasi lahan yang memiliki potensi sebagai lokasi relokasi perumahan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif. Data penelitian yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Hasil pemetaan drone dan hasil penelitian dapat disimpulkan di Kabupaten Sleman yang masih mempunyai sisa lahan kosong antara lain Huntap Gondang 2, Huntap Pagerjurang, Huntap Plosokerep, Huntap Gondang 3, Huntap Dongkelsari, dan Huntap Kuwang. Kabupaten Bantul di wilayah Kalurahan Wukirsari dan Kalurahan Selopamioro, potensi lahan relokasi di wilayah tersebut dengan luasan sekitar 7.368 m2 dan 2.334 m2. Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo mempunyai karakteristik bencana bersifat spot oleh sebab itu penanganan pola lahan relokasinya cenderung relokasi mandiri dan tidak terpadu. Sehingga diwilayah Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo belum mempunyai lahan relokasi khusus.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.