Krisis pandemik covid-19 menyulitkan guru dan siswa untuk mengimplementasikan aspek psikomorik dalam pembelajaran daring. Namun guru dan siswa berinovasi agar aspek psikomotorik tetap ada di dalam pembelajaran daring melalui pengusaan digital psikomotorik. Artikel ini bertujuan untuk membuktikan bahwa aspek psikomotorik tetap mendapat tempat dalam pembelajaran daring melalui kompetensi digital psikomotorik Digital psikomotorik adalah inovasi yang dilaksanakan oleh para guru untuk memberikan perhatian pada aspek psikomotorik yang diduga kurang mendapat perhatian pada pembelajaran daring. Metode yang digunakan dalam riset ini adalah dengan melakukan survei yang secara teknis dilakukan secara online kepada para siswa dan guru di Tiga SMA di Kabupaten Ende-Flores yang aktif dalam pembelajaran daring. Hasil yang dicapai menunjukkan bahwa guru dan para siswa di sekolah tersebut telah mengembangkan sebuah kemampuan baru dalam memanfaatkan digital capital yakni kompetensi digital psikomotorik. Para siswa dan guru berhasil mengembangkan sebuah kemampuan baru untuk menutup kekurangan pada pembelajaran online yang terkait dengan ranah psikomotorik yang kurang mendapat tempat dalam pembelajaran daring. Kemampuan ini terangkum dalam sebuah istilah yang disebut dengan kompetensi digital psikomotorik.
evolusi media sosial yang berbasis internet dan smartphone merambah aneka bidang kehidupan dan amat mengagumkan. Dunia seolah ada dalam genggaman. Komunikasi sosial menjadi lebih efektif dan efisien. Katekese sebagai komunikasi iman melihat revolusi media sosial sebagai media alternatif dalam kegiatan pewartaan iman akan Yesus Kristus. Evangelisasi dalam dunia modern mesti memanfaatkan kecanggihan dan kedigdayaan sarana komunikasi massa yang tak tersekat oleh jarak dan tak terbendung oleh waktu. Kehadiran media sosial seperti facebook, twitter, chat, dan instagram baik yang berbasis internet maupun smartphone membantu pewartaan iman sehingga semakin hidup karena memiliki sifat dialogisresiprokal. Tulisan ini mengajak pembaca untuk menemukan peluang alternatif dalam berkatekese melalui media sosial. Kata kunci: Katekese, pewartaan iman, media sosial, komunikasi iman. Catatan AwalPerkembangan media komunikasi sosial maju pesat. Media komunikasi sosial telah memangkas jarak, menumbuhkan efisiensi dan efektivitas yang mengagumkan. Komunikasi antarmanusia menjadi sangat efisien karena waktu yang dibutuhkan sangat sedikit untuk berhubungan dengan orang lain. Efektivitasnya juga terjamin sebab pesan yang disampaikan bisa langsung diterima komunikan dengan sedikit sekali kemungkinan distorsi. Penggunaan media komunikasi sosial telah menjadi kebutuhan dan tidak lagi hanya sekedar untuk kesenangan dan hiburan. Media komunikasi sosial (selanjutnya disebut: media social atau disingkat medsos) hadir melalui revolusi teknologi komunikasi berbasis digital seperti komputer, laptop dan smartphone dengan fitur-fitur atau aplikasi canggih dan memungkinkan orang untuk semakin banyak pilihan dalam penggunaannya. Di antara pelbagai aplikasi yang ada, beberapa yang paling populer bisa disebut di sini seperti email, facebook, twiter, whats-up (WA), line, path. Beberapa media sosial ini menyapa penggunanya hanya dengan pemanfaatan jaringan internet atau penggunaan smartphone. Luasnya jaringan internet dan berlipatgandanya pengguna smartphone menjadikan komunikasi lebih gampang dilaksanakan, informasi lebih cepat diakses.Bagi yang berpikiran positif, kemudahan-kemudahan yang ditawarkan media sosial adalah peluangpeluang baru yang harus dimanfaatkan untuk perkembangan hidup manusia termasuk dalam hal pewartaan iman dan ajaran agama. Kehadiran media sosial menjadi peluang emas untuk memikirkan terobosan baru dalam pola pengajaran iman termasuk di dalamnya iman Katolik. Katekese konvensional yang selama ini telah dipraktikan dalam kehidupan umat perlu mendapat sentuhan baru dengan memanfaatkan kecanggihan media sosial yang bisa menjangkau sesama umat Katolik secara lebih luas dan cepat. Bahkan, media sosial dapat menyebarkan sabda Tuhan hingga wilayah yang tak terjangkau dan untuk jumlah manusia yang tak terbatas. Evangelii Nuantiandi menyatakan bahwa gereja berdosa di hadapan Allah apabila tidak menggunakan sarana ini.Dari latar berpikir di atas maka penulis mencoba melihat peluang pada media sosial sebagai ruang publik baru yang bisa diman...
Artikel ini bertujuan untuk menemukan pandangan Gereja dan gagasan-gagasan mengenai kebijakan pastoral yang mungkin sebagai upaya untuk mengurus dan mengatasi problem Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Pendekatan yang digunakan dalam tulisan ini adalah pendekatan kualitatif melalui studi kepustakaan. Penulis akan mendalami pandanganpandangan Gereja tentang manusia teristimewa manusia yang sedang mengalami gangguan jiwa, lalu dilanjutkan dengan mengemukakan gagasan tentang kebijakan pastoral yang mungkin dalam mengurus dan mengatasi problem Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ). Hasil yang mau dicapai yakni agar semua umat dan keluarga ODGJ terbebas dari stigma pasung dan para ODGJ bisa dirawat dengan aturan standar kesehatan.
Artikel ini bertujuan untuk menemukan pandangan Gereja Katolik tentang dialog sebagai jalan untuk menghidupkan pluralisme demi mewujudkan persatuan Indonesia dan sekaligus bertujuan untuk menemukan manfaat dialog bagi tumbuh-kembang pluralisme. Gereja Katolik sebagai sebuah institusi sosio-religius berperan dalam mempersatukan Indonesia. Gereja Katolik menjadi sebuah entitas yang mesti tetap dipikirkan sebagai salah satu penopang kontinuitas keindonesiaan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan; penulis membaca literatur mengenai dialog dalam pandangan Gereja Katolik sembari mendalami bacaan-bacaan mengenai pluralisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semangat, sikap dan nilai dialog merupakan salah satu jalan untuk menyuburkan pluralisme. Hasil lain yang diperoleh bahwa gereja Katolik mempunyai pandangan yang amat positip tentang dialog dan dialog dinilai sebagai satu pandangan Gereja yang amat bermanfaat bagi tumbuh dan perkembangnya pluralisme demi mewujudkan persatuan Indonesia.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.