Akses layanan keuangan yang terjangkau seluruh lapisan masyarakat merupakan pendorong perkembangan industri keuangan yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan sektor riil. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur keterjangkauan akses layanan keuangan tersebut melalui Indeks Keuangan Inklusif (IKI) kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat tahun 2020. Perhitungan IKI dalam penelitian ini mengikuti konsep perhitungan yang dikembangkan oleh Sarma (2008), dimana terdapat tiga dimensi dalam pengukuran IKI yaitu dimensi penetrasi perbankan, ketersediaan jasa perbankan, dan penggunaan jasa perbankan. Kemudian analsis deskriptif dilakukan untuk mengevaluasi hasil pengukuran IKI. Hasil pengukuran IKI menunjukkan bahwa rata-rata IKI kabupaten/kota di Sumatera Barat sebesar 0,35, termasuk dalam kategori sedang, dimana Kota Solok memiliki IKI tertinggi dintara kabupaten/kota lainnya, sebesar 0,96, disusul oleh Kota Bukittinggi dan Payakumbuh, masing-masing sebesar 0,82 dan 0,58. Secara umum tingkat inklusifitas keuangan di daerah yang berstatus kota lebih tinggi dari pada kabupaten, karena di daerah yang berstatus kota, masyarakat lebih mudah mengakses layanan keuangan. Peningkatan IKI dapat dilakukan dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang produk perbankan, mengembangkan branchless banking sampai ke daerah terpencil dan menyediakan kredit yang mudah diakses.