Proses pembentukan ASI melibatkan gabungan dari hormon prolaktin dan oksitosin serta adanya refleks berupa hisapan bayi pada putting ibu. Pencapaian ASI ekslusif di Asahan sebesar 43,6%. Kegagalan pemberian ASI dapat memberikan dampak infeksi bayi dan serta meningkatkan kanker payudara pada ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas serbuk jantung pisang terhadap produksi ASI. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode pre eksperimental design dengan desain posttest control group design. Lokasi penelitian di Kelurahan Binjai Serbangan, Kecamatan Air Joman mulai Agustus 2020-Juni 2021 dengan tekhnik purposive sampling dan perbandingan 1:1 sebanyak 26 orang terdiri kelompok intervensi dan kontrol. Intervensi diberikan serbuk jantung pisang dan penilaian menggunakan kuesioner kriteria kelancaran produksi ASI yang terbagi indikator bayi dan ibu. Penilaian dilakukan sebanyak 4 tahap. Analisis data yang digunakan adalah independent sample t test dengan tingkat kemaknaan 95% (0,05). Hasil penelitian diperoleh nilai sig 0,031 dengan mean kelompok intervensi 19,08 dan kontrol 16,08 pada indikator bayi, sementara produksi ASI dari indikator ibu nilai sig.0,006 dengan mean sebesar 22,77 untuk kelompok intervensi dan 17,85 untuk kontrol. Kesimpulan ada efektivitas berupa peningkatan produksi ASI dari indikator bayi dan ibu dengan pemberian serbuk jantung pisang. Diharapkan tenaga kesehatan khususnya di fasilitas primer dan klinik untuk membantu dan memberikan penkes ibu nifas dalam meningkatkan produksi ASInya dengan memberdayakan hasil alam.
Perineal laceration is one of the obstetrical complications that occurs during labour. As many as 2.7 million people in 2016 were found by mothers giving birth with perineal lacerations and it is estimated that by 2050 this will increase to 6.3 million. This study aims to determine the effectiveness of a decoction of cinnamon and binahong leaf tea in healing perineal lacerations in postpartum women at the Sunartik clinic. The research design used the pre-experimental design method with the pretest-posttest design. The population in this study were all spontaneous postpartum mothers who gave birth and experienced first and second degree perineal lacerations at the Pratama Sunartik Clinic, Sei Mencirim Village, as many as 15 people using purposive sampling techniques. Assessment of healing of perineal lacerations used the REEDA scale which was measured in 2 stages, namely the pretest was carried out before the intervention, and the posttest was carried out once a day after the last intervention was carried out or on the 8th day. The data analysis used was paired sample t test with a significance level of 95% (0.05). The results of the study obtained a sig value of 0.000 with a mean of 3.800 and CI (2.408-5.192). In conclusion, there is an effectiveness of cinnamon decoction which is shown in healing perineal lacerations. It is hoped that health workers, especially in primary facilities and clinics, will help and provide health education for postpartum women in an effort to heal perineal lacerations by empowering natural products.
Latar belakang: Pijat bayi memiliki banyak manfaat, bukan hanya membuat bayi tidur lebih nyenyak tetapi dapat juga meningkatkan produksi ASI dimana dengan meningkatnya produksi ASI, nutrisi dan proses menyusu juga berlangsung lebih baik daripada bayi yang tidak mendapatkan pijat bayi. Tujuan Penelitian: mengetahui perbandingan waktu tidur dan frekuensi menyusu pada bayi usia 3-12 bulan yang endapatkan pijat bayi. Metode: Rancangan penelitian pre eksperimental design dengan desain pretest-posttest design. Populasinya ibu yang memiliki bayi 3-12 bulan di Desa Afdeling III Bukit Kec. Birem Bayeun Kab. Aceh Timur sebanyak 15 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik total population. Instrumen yang digunakan untuk mengukur waktu tidur dan frekueni menyusu menggunakan lembar checklist. Data dianalisis dengan uji dependent sample t-test. Hasil: nilai rata-rata untuk X1 (Waktu Tidur Sebelum Pijat Bayi) = 10.53 jam (11 jam) dan untuk X2 (Waktu Tidur Sesudah Pijat Bayi) = 12.07 jam (12 jam), serta varian untuk S21 = 0,274 dan varian untuk S22 = 0,316, serta nilai rata-rata untuk X1 (Frekuensi Menyusu Sebelum Pijat Bayi) = 8.13 kali/hari (8 kali/hari) dan untuk X2 (Frekuensi Menyusu Sesudah Pijat Bayi) = 9.40 kali/hari (9 kali/hari), serta varian untuk S21 = 0,413 dan varian untuk S22 = 0,335. Simpulan: Ada perbedaan waktu tidur sebelum dan sesudah pijat bayi dan ada perbedaan frekuensi menyusu sebelum dan sesudah pijat bayi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.