Tingkat kegagalan (defect) tinggi merupakan suatu permasalahan yang selalu diupayakan untuk diminimasi oleh suatu perusahaan guna meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan, begitu juga yang dilakukan oleh PT. EDS Manufacturing Indonesia (PEMI). PT. EDS Manufacturing Indonesia (PEMI) merupakan perusahaan manufaktur carline Toyota HI-ACE untuk kendaraan bermotor. Oleh karena kegagalan yang tinggi pada produk bisa merugikan perusahaan, maka dilakukan penelitian ini dengan menggunakan 2 metode yaitu metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) dan Fault Tree Analysis (FTA). Penelitian dengan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. EDS Manufacturing Indonesia di carline Toyota HI-ACE menunjukkan adanya berbagai moda kegagalan pada area produksi dan quality assurance. Metode FMEA dilakukan dengan memprioritaskan RPN dari 2 moda kegagalan yang menjadi prioritas berdasarkan RPN tertinggi yaitu wrong dimension dan demage insulation. Tahapan berikutnya adalah menganalisa resiko yang berperan terhadap kegagalan dengan menggunakan Fault Tree Analysis (FTA). Berdasarkan data analisis dengan metode FMEA diperoleh nilai RPN tertinggi terdapat pada mode kegagalan demage insulation dengan nilai RPN sebesar 324 atau sebesar 14.78% dan mode kegagalan wrong dimension dengan nilai RPN sebesar 280 atau sebesar 12.77%. Kata kunci: mode kegagalan, analisa resiko, FMEA, FTA, nilai RPN
Tingkat kegagalan (defect) tinggi merupakan suatu permasalahan yang selalu diupayakan untuk diminimasi oleh suatu perusahaan guna meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan, begitu juga yang dilakukan oleh PT. EDS Manufacturing Indonesia (PEMI). PT. EDS Manufacturing Indonesia (PEMI) merupakan perusahaan manufaktur carline Toyota HI-ACE untuk kendaraan bermotor. Oleh karena kegagalan yang tinggi pada produk bisa merugikan perusahaan, maka dilakukan penelitian ini dengan menggunakan metode fuzzy FMEA), diagram pareto dan diagram fishbone. Penelitian dengan metode fuzzy FMEA pada PT. EDS Manufacturing Indonesia di carline Toyota HI-ACE menunjukkan adanya berbagai moda kegagalan pada area produksi dan quality assurance. Identifikasi dengan metode fuzzy FMEA diperoleh hasil FRPN tertinggi yaitu demage insulation sebesar 8,5%. Prioritas FRPN tertinggi pada mode kegagalan tersebut, diperoleh dari analisa dengan menggunakan metode diagram pareto. Tahapan berikutnya adalah menganalisa resiko yang berperan terhadap kegagalan tersebut dengan menggunakan diagram fishbone.Kata Kunci: moda kegagalan, analisa resiko, fuzzy FMEA, diagram fishbone, nilai FRPN
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.