Aktivitas fisik remaja, khususnya siswa SMA di masa pandemi Covid-19 ini menurun dikarenakan salah satu kebijakan pemerintah untuk menekan penyebaran virus Covid-19 melalui kegiatan pembelajaran daring. Pembelajaran daring menjadikan siswa harus belajar di depan komputer atau gawai tanpa melakukan aktivitas fisik lebih dari 2 jam per hari, kondisi ini membuat siswa kurang gerak atau mempunyai aktivitas sedentari yang tinggi. Aktivitas sedentari remaja ini diikuti dengan pola makan kurang baik selama masa pandemi, yaitu mengonsumsi makanan dan minuman tinggi kalori tanpa melakukan aktivitas fisik sehingga menimbulkan permasalahan kesehatan salah satunya obesitas. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai upaya pemecahan masalah kesehatan obesitas dan aktivitas sedentari remaja dengan memberikan edukasi kesehatan dan praktik tentang latihan fisik low impact dan asupan gizi seimbang kepada siswa SMA. Metode edukasi kesehatan melalui Google Meet dilanjutkan praktik latihan fisik low impact dan konsumsi makanan sesuai pedoman gizi seimbang oleh peserta dari mitra yang terdiri atas 50 siswa SMA selama 30 hari. Pendampingan dilakukan melalui WhatsApp Group serta peserta melakukan unggah kegiatan praktik setiap hari ke link google form yang tersedia. Semua peserta melaksanakan latihan fisik low impact dan menerapkan asupan bergizi seimbang sesuai panduan di WhatsApp. Diharapkan dengan menerapkan perilaku hidup sehat melalui latihan fisik low-impact yang rutin serta asupan gizi seimbang ini, aktivitas sedentari dan masalah obesitas di kalangan siswa SMA dapat dicegah atau berkurang. Setelah 30 hari melakukan latihan fisik low impact dan menerapkan pola makan gizi seimbang, didapatkan hasil aktivitas sedentari peserta berkurang yang ditunjukkan dengan hasil aktivitas fisik peserta yang meningkat (aktivitas fisik tinggi naik dari 35 persen menjadi 37 persen). Sedangkan untuk angka obesitas peserta dari 8 persen mengalami kenaikan 9 persen setelah kegiatan selesai. Berdasar hasil tersebut, tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dikatakan tercapai dengan catatan angka obesitas masih perlu dikurangi dengan konsistensi menerapkan asupan gizi seimbang pada peserta.
Chronic energy deficiency (CED) in pregnant women is still a nutritional problem in Indonesia. CED in pregnant women is caused by low energy and protein intake in pregnant women. The low energy and protein intake in pregnant women can cause disturbances in pregnancy and the baby in the womb. This research objective is to provide an overview of the level of energy and protein adequacy of pregnant women in the city of Malang. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. The sample in this study was 64 pregnant women. The variables of energy adequacy and protein adequacy were obtained through online interviews. The instrument in this study used a Semi-Quantitative Food Frequency Questionnaire. Data analysis is descriptive. The results showed that the energy adequacy level was categorized as very less (54.7 percent), less (28.1 percent), normal (10.9 percent), and more (6.3 percent). The level of protein adequacy is categorized as very less (45.3 percent), less (23.4 percent), normal (7.8 percent), and more (23.4 percent). The level of energy and protein adequacy in pregnant women is at most included in the minimal category or very less compared to needs. Efforts to accelerate the fulfillment of energy and protein in pregnant women. Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil masih menjadi masalah gizi di Indonesia. KEK pada ibu hamil disebabkan oleh rendahnya asupan energi dan protein pada ibu hamil. Rendahnya asupan energi dan protein pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan dalam kehamilan dan bayi dalam kandungan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran tingkat kecukupan energi dan protein pada ibu hamil di Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Sampel dalam penelitian ini sebesar 64 ibu hamil. Variabel kecukupan energi dan kecukupan protein didapatkan melalui wawancara yang dilakukan secara online. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner Semi Quantitative Food Frequency Questionnaire. Analisis data bersifat deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kecukupan energi termasuk kategori minimal atau sangat kurang (54,7 persen), kurang (28,1 persen), normal (10,9 persen), dan lebih (6,3 persen). Tingkat kecukupan protein yang termasuk kategori minimal atau sangat kurang (45,3 persen), kurang (23,4 persen), normal (7,8 persen), dan lebih (23,4 persen). Tingkat kecukupan energi dan kecukupan protein pada ibu hamil paling banyak termasuk dalam kategori minimal atau sangat kurang dibandingkan dengan kebutuhan. Upaya percepatan pemenuhan energi dan protein pada ibu hamil sangat diperlukan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.