Korosi adalah salah satu penyebab kerusakan yang umum terjadi pada mooring buoy akibat adanya oksidasi pada permukaan pelat baja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan dan peletakan proteksi katodik serta biaya yang dibutuhkan dalam pengadaan proteksi katodik pada mooring buoy dengan menggunakan aturan BKI (Biro Klasifikasi Indonesia) dan DNV (Det Norske Veritas Industry Norway). Dalam sistem proteksi katodik terdapat dua metode proteksi katodik yaitu Sacrificial Anode Cathodic Protection (Anoda Korban) dan Impressed Current Cathodic Protection (ICCP). Pada penelitian ini digunakan metode anoda korban karena instalasi lebih sederhana sehingga tidak memerlukan keahlian khusus dan penghubung anoda telah terlindungi secara katodik. Mooring buoy dengan tinggi 2,380 m, berdiameter 3,200 meter dengan umur desain proteksi katodik yaitu 5 tahun. Anoda yang digunakan pada penelitian ini adalah anoda dengan tipe Longated flush-mounted Z9.0H1 (Welded Type) dengan dimensi 355 x 85 x 45 mm. Dari hasil penelitian ini didapatkan total massa anoda yang dibutuhkan untuk memproteksi mooring buoy adalah 48 kg dengan jarak pemasangan antar anoda pada pelat lambung topside adalah 2,000 m dan pada pelat bottom swim lambung adalah 3,000 m serta estimasi biaya yang dibutuhkan dalam pengadaan proteksi katodik mooring buoy adalah Rp. 7.487.075.
Indonesia memiliki luas laut 96.079 km2 dan panjang garis pantai sebesar 99.093 km, membuat Indonesia memiliki potensi untuk memanfaatkan laut sebagai sumber energi baru terbarukan. Namun pemanfaatan energi baru terbarukan saat ini baru mencapai 6,2% pada tahun 2015. Salah satu energi laut yang dapat dimanfaatkan adalah arus laut. Teluk Awerange yang terletak di Sulawesi Selatan merupakan titik yang memiliki sumber energi laut dan dapat dimanfaatkan menjadi energi terbarukan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Kecepatan arus di wilayah Teluk Awerange dalam kondisi surut dapat mencapai 0,25 – 0,36 m/s. Sehingga dapat memungkinkan untuk menggunakan energi pasang surut dengan menggunakan turbin. Turbin Kobold memanfaatkan arus dari air laut pada Teluk Awerange. Dengan menggunakan turbin bi-directional (dua arah) yang menggerakkan turbin searah jarum jam maupun sebaliknya. Turbin yang dipasang secara horizontal pada dasar laut dapat mengubah energi kinetik dari turbin menjadi energi listrik saat pasang surut, menjadikan turbin layak digunakan sebagai pembangkit energi listrik tenaga pasang surut laut. Sebagai sampel berdasarkan Kementrian ESDM energi arus dapat menghasilkan 1,2 MW/turbin. Keuntungan besar dari turbin bi-directional adalah bahwa bilah baling-baling tidak perlu dibalik ketika arah aliran berubah. Hal ini membuat desain yang kuat, lebih murah untuk membangun, dirawat dan resiko kerusakan lebih rendah. Juga turbin dua arah rata-rata menghasilkan dua kali energi listrik dari yang dihasilkan oleh turbin uni-directional, yang hanya berfungsi selama pasang surut atau banjir.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.