1 Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No. 5 MalangAbstrak -Peningkatan kualitas pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran STEM sebagai suatu pendekatan preventif diharapkan mampu membantu siswa memaknai pembelajaran khususnya sains sehingga berimbas pada peningkatan keterampilan argumentasi. Pendekatan STEM disajikan sebagai jawaban atas tuntutan kebutuhan generasi berkualifikasi tinggi yang terfokus pada integrasi dari sains, teknologi, engineering dan matematika. Pengintegrasian STEM yang berkaitan dengan masalah kontekstual dianggap saling mendukung dengan pembelajaran sains yang memiliki relevansi dengan kehidupan. Namun dalam penerapannya, ditemukan variasi terkait pandangan tentang peran berbagai disiplin ilmu dalam pengintegrasian STEM. Hasil dari kajian literatur ini diharapkan berkontribusi pada rekomendasi penerapan pendekatan STEM dalam pembelajaran termasuk pada kebebasan untuk memahami dan menerapkan STEM di kelas bergantung pada kapasitas, kebutuhan, atau kenyamanan oleh guru maupun siswa. Kata kunci: STEM, keterampilan argumentasi, pembelajaran sains.Abstract -Improving the quality of learning by implementing STEM education as a preventive approach is expected to be able to help students interpret learning, especially science so that it impacts on improving argumentation skills. STEM is presented as an answer to the demands of the needs of highly qualified generations focused on the integration of science, technology, engineering and mathematics. The integration of STEM relating to contextual issues is considered mutually supportive with learning science that has relevance to life. But in its application, it was found variations related to views about the role of various scientific disciplines in the integration of STEM. The results of this literature review are expected to contribute to the recommendations for the application of STEM education in learning including the freedom to understand and apply STEM education in the classroom depending on the capacity, needs, or comfort of the teacher and students.
Abstrak-Berbagai survei menunjukkan bahwa pemahaman peserta didik terhadap kesetimbangan kimia masih rendah. Hal ini menyebabkan peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi kimia yang membutuhkan pengetahuan prasyarat kesetimbangan kimia. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam memahami kesetimbangan kimia dan mengetahui konsep kesetimbangan kimia yang sulit dipahami oleh peserta didik. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif. Pengambilan data dilakukan menggunakan instrumen tes tertulis yang terdiri atas 26 soal pilihan ganda dengan alasan terbuka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesulitan peserta didik dalam memahami konsep kesetimbangan dinamis tergolong tinggi, konstanta kesetimbangan tergolong rendah, dan faktor-faktor yang mempengaruhi pergeseran kesetimbangan tergolong rendah. Konsep kesetimbangan kimia yang paling sulit dipahami oleh peserta didik adalah kesetimbangan dinamis dan konstanta kesetimbangan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggali model mental mahasiswa dalam memahami berbagai jenis reaksi kimia berdasarkan perbedaan pengetahuan awal. Sampel terdiri dari 152 mahasiswa yang berasal dari semester 1,3, dan 5 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Mataram. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif deskriptif. Sebanyak 10 item soal tes essay dikembangkan tentang topik reaksi pembentukan, reaksi penguraian, reaksi pembakaran, reaksi substitusi tunggal dan reaksi substitusi ganda untuk mengidentifikasi model mental mahasiswa dan 19 soal tes pilihan ganda untuk mengidentifikasi pengetahuan awal mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 74,3 % mahasiswa masih mengembangkan model mental inisial dalam menjelaskan fenomena reaksi pada level submikroskopik dan belum ada mahasiswa yang mengembangkan model mental saintifik. Mereka hanya menjelaskan proses terjadinya reaksi kimia pada level makroskopik dan simbolik. Selain itu dalam model mental mahasiswa, masih terdapat pra konsep yang dapat menyebabkan miskonsepsi. Peneliti menyarankan bahwa perlu diterapkan pembelajaran yang berbasis multi level representasi dan perlu dikembangkan media pembelajaran yang dapat meningkatkan model mental mahasiswa karena pengembangan model mental sangat penting dalam memahami konsep-konsep kimia.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembelajaran POGIL berkonteks SSI terhadap kualitas argumentasi siswa kelas X. Rancangan penelitian adalah mixed-methods. Data kuantitatif berupa tingkat kualitas argumentasi siswa yang diperoleh melalui instrumen tes keterampilan berargumentasi. Data kualitatif berupa hasil wawancara siswa tentang sikap siswa terhadap SSI dan argumentasi siswa pada proses pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keterampilan berargumentasi antara siswa yang dibelajarkan dengan POGIL berkonteks SSI dengan siswa yang dibelajarkan dengan POGIL dan konvensional. Pembelajaran POGIL berkonteks SSI lebih efektif dalam membelajarkan keterampilan berargumentasi siswa dibandingkan dua kelas lainnya berdasarkan nilai rata-rata kualitas argumentasi. The effect of POGIL with socioscientific issues context for high school argumentation skills quality in chemical bonding AbstractThe aim of the study was to examine the influence of POGIL with SSI context on the quality of high school students argumentation. The research design was mixed-methods. Quantitative data in the form of level of students’ argumentation quality collected by instrument of argument skills. Qualitative was the students’ transcript of interview about their attitude toward SSI and their argumentation in process of learning.The results showed that there was a difference in the skills of argumentation between the students who taught with the POGIL with SSI context and the students taught by POGIL and conventional instruction. POGILS with SSI context was more effective in teaching students’ argumentation skills compared to the other classes based on the average score of student argumentation.
The structure and binding energies of 12-crown-4 and benzo-12-crown-4 complexes with Li+, Na+, K+, Zn2+, Cd2+, and Hg2+were investigated with ab initio calculations using Hartree-Fock approximation and second-order perturbation theory. The basis set used in this study is lanl2mb. The structure optimization of cation-crown ether complexes was evaluated at HF/lanl2mb level of theory and interaction energy of the corresponding complexes was calculated at MP2/lanl2mb level of theory (MP2/lanl2mb//HF/lanl2mb). Interactions of the crown ethers and the cations were discussed in term of the structure parameter of crown ether. The binding energies of the complexes show that all complex formed from transition metal cations is more stable than the complexes formed from alkali metal cations. Keywords: 12-crown-4, benzo-12-crown-4, alkali metals, transition metals
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.