Problems that arise during the online learning period continue to increase over time, which is about self-regulated learning. The purpose of this study was to determine the relationship between digital literacy and self-regulated learning in students. The research sample amounted to 248 based on the snowball sampling technique, which were Unesa students registered on the PDDikti page. The data analysis is in the form of assumption test using normality test and linearity test and hypothesis testing using simple correlation. Based on the results, there was a significant relationship between digital literacy and self-regulated learning which was positive, but relatively low. This is based on the Pearson correlation value of 0.315 and the sig. 0.00. Increased digital literacy makes self-regulated learning also increase. Another result of this study is that digital literacy provides an effective contribution to the explanation of self-regulated learning by 9.9%, while the remaining 90.1% can be explained by other factors not examined in this study. Key words: digital literacy, self regulated learning, students, online learning Abstrak: Permasalahan yang muncul selama masa pembelajaran daring terus bertambah seiring berjalannya waktu, salah satunya mengenai self regulated learning. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara literasi digital dengan self regulated learning pada mahasiswa dengan metode kuantitatif korelasional. Sampel penelitian berjumlah 248 berdasarkan teknik sampling snowball yang merupakan mahasiswa Unesa yang terdaftar dalam laman PDDikti. Analisa data penelitian ini berupa uji asumsi menggunakan uji normalitas dan uji linearitas serta uji hipotesis menggunakan korelasi sederhana. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hubungan signifikan antara literasi digital dan self regulated learning yang positif, namun tergolong rendah. Hal ini didasarkan pada nilai pearson correlation sebesar 0, 315 dan nilai sig. 0,00. Literasi digital yang meningkat menjadikan self regulated learning meningkat pula. Hasil lain dari penelitian ini yaitu literasi digital memberikan sumbangan efektif pada penjelasan self regulated learning sebesar 9,9%, sedangkan sisanya 90,1% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Kata kunci: literasi digital, self regulated learning, mahasiswa, pembelajaran daring
Kemampuan guru sekolah inklusi dalam melakukan identifkasi anak berkebutuhan khusus sangat diperlukan agar dapat memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai. Guru sekolah inklusi harus mengetahui jenis-jenis, gejala dan ciri-ciri anak berkebutuhan khusus untuk dapat melakukan identifikasi yang sesuai. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pelatihan identifikasi anak berkebutuhan khusus (ABK) pada guru sekolah inklusi. Penelitaian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan rancangan one group pre-test dan post-test design. Peserta dalam pelatihan identifikasi ABK ini adalah guru-guru yang menangani siswa ABK dengan jumlah 30 orang. Analisis dilakukan dengan paired sample t-test dengan nilai signifikansi 0,000 < alpha (0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan identifikasi ABK ini efektif bagi para guru di sekolah inklusi. Kemampuan para guru sekolah inklusi dalam melakukan identifikasi pada ABK mengalami peningkatan setelah dilakukannya pelatihan.Kata Kunci: Pelatihan dentifikasi ABK, guru sekolah inklusi.
Abstrack : Every human being has experienced a depressed condition commonly known as stress. In psychology, stress is considered as a psychological symptom that afflicts all professions, including students. This study aims to determine the profile of academic stress felt by students at the State University of Surabaya. The research subjects in this study were students of the Faculty of Education, consisting of eight majors, totaling 487. The Perception of Academic Stress Scale (PASS) instrument from Bedewy and Gabriel (2015), was used after going through the adaptation process first. Data were analyzed using descriptive statistics to determine the frequency of each level of perceived academic stress. Based on the results of the analysis showed that as many as 12 students or 2% of the population were in the category of very high academic stress; as many as 136 students or 28% of the population are in the category of high academic stress; as many as 239 students or 49% of the population are in the category of moderate academic stress; as many as 80 students or 16% of the population are in the category of low academic stress; and as many as 20 students or 4% of the population are in the category of very low academic stress. Setiap manusia pernah mengalami kondisi tertekan yang biasa disebut dengan stres. Dalam psikologi, stres dianggap sebagai gejala psikologi yang menimpa pada semua profesi, termasuk mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil stres akademik yang dirasakan pada mahasiswa Universitas Negeri Surabaya. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan, yang terdiri dari delapan jurusan, berjumlah 487. Instrumen Perception of Academic Stress Scale (PASS) dari Bedewy dan Gabriel (2015), digunakan setelah melalui proses adaptasi terlebih dahulu. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk menentukan frekuensi setiap tingkat stres akademik yang dirasakan. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa sebanyak 12 siswa atau 2% dari populasi berada dalam kategori stres akademik yang sangat tinggi; sebanyak 136 siswa atau 28% dari populasi berada dalam kategori stres akademik yang tinggi; sebanyak 239 siswa atau 49% dari populasi berada dalam kategori stres akademik yang dirasakan sedang; sebanyak 80 siswa atau 16% dari populasi berada dalam kategori stres akademik yang rendah; dan sebanyak 20 siswa atau 4% dari populasi berada dalam kategori stres akademik yang sangat rendah.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) is a medical disorder that can be recognized by specific behavioral characteristics, namely inattention to surroundings, easily distracted condition, and an attitude of following one's own will. Children diagnosed with ADHD require special treatment so that their specificity can be fulfilled. Teacher knowledge about ADHD is an important thing in order to detect and provide the right educational model for students. The implementation of this training in community service uses modules and early detection tools for ADHD children or students. The purpose of this activity is so that teachers can identify the condition of their students whether any of these students lead to the characteristics of ADHD. Based on the results of the post-test and case discussions, the teachers at the beginning of the activity stated that they were still confused about the condition of their students so that they understood the situation of their students more clearly. The teachers also stated that they more clearly see the condition of the students they work with in class, especially for students who have a tendency to ADHD. ADHD (Atention Deficit Hiperactivity Disorder) adalah kelainan medis yang dapat dikenali dengan ciri-ciri perilaku khusus sikap kurang memperhatikan sekeliling, kondisi mudah terganggu, dan sikap mengikuti kemauannya sendiri. Anak yang terdeteksi ADHD membutuhkan penanganan yang khusus agar kekhususannya dapat terpenuhi. Pengetahuan guru tentang ADHD menjadi sebuah hal yang penting dalam rangka mendeteksi dan memberikan model pendidikan yang tepat bagi siswa. Pelaksanaan pelatihan dalam pengabdian kepada masyarakat ini ini menggunakan modul dan alat deteksi dini untuk anak/ siswa ADHD. Tujuan kegiatan ini adalah agar para guru dapat mengenali kondisi siswa mereka apakah ada dari para siswa tersebut yang mengarah kepada ciri-ciri ADHD. Berdasarkan hasil pre test post test dan diskusi kasus, para guru yang diawal kegiatan menyatakan masih bingung mengenai kondisi siswa mereka menjadi lebih memahami keadaan siswa mereka secara lebih jelas. Para guru juga menyatakan mereka lebih jelas melihat kondisi siswa yang mereka tangani di kelas terutama untuk siswa yang memiliki kecenderungan ADHD.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.