Pemahaman sebuah bahasa dapat direpresentasikan melalui penggunaan kalimat, baik lisan ataupun tulis. Kalimat adalah hasil buah pikiran yang diwujudkan dalam bentuk gabungan kata dengan kata, frasa dengan frasa, ataupun klausa dengan klausa. Kalimat yang diproduksi oleh penutur asli dengan penutur asing yang belajar bahasa Indonesia tentu berbeda. Perbedaan ini dapat teramati melalui pola fungsi sintaktis yang digunakan dalam memproduksi kalimat yang diujarkan baik lisan maupun tulis. Namun, dalam kalimat lisantentu seorang penutur akan banyak menggunakan delesi ataupun elipsis. Dengan kata lain, pola sintaktis akan lebih dapat teramati melalui kalimat tulis. Oleh sebab itu, penelitian berkaitan dengan pola kalimat bahasa Indonesia tulis pembelajar BIPA tingkat pemula asal Tiongkok perlu dilakukan. Di dalam penelitian ini, kalimat akan dianalisis berdasarkan analisis struktural tata bahasa Indonesia, yakni berdasarkan fungsi sintaktisnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kalimat yang diproduksi oleh pembelajar dapat dikategorikan menjadi dua, yakni kalimat berklausa dan kalimat tidak berklausa. Kalimat berklausa tersebut merupakan kalimat berklausa sederhana karena hanya terdiri dari satu klausa. Kalimat berklausa ini dapat dipilah menjadi lima pola berdasarkan fungsi sintaktisnya, yakni kalimat yang berpola sintaktis S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-Ket, dan S-P-O-Ket. Masingmasing pola kalimat tersebut ada yang berterima dan ada yang tidak berterima
Bahan ajar merupakan salah satu keterampilan reseptif dalam berbahasa yang bisa mempengaruhi kualitas keterampilan yang lain. Bahan ajar menjadi komponen penting dalam jalannya sebuah pembelajaran, termasuk pembelajaran BIPA. Sebuah bahan ajar dalam pembelajaran BIPA dapat dikembangkan sesuai kondisi, karakter pemelajar, kurikulum, dan juga pendekatan yang digunakan oleh pengajar, misalnya saja di dalam pendekatan diskret. Di dalam pendekatan diskret, keterampilan berbahasa diajarkan secara terpisah sehingga bahan ajar yang digunakan juga bisa terpisah. Namun selama ini belum banyak bahan ajar yang dikembangkan khususnya terkait dengan keterampilan menyimak sehingga hal ini perlu dilakukan. Bahan ajar yang dikembangkan menggunakan metode pengembangan 4D. Hasil data dalam metode ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa bahan ajar BIPA menyimak dengan menggunakan KoPi atau Kode Pintar sudah baik dan dapat diterapkan dalam pembelajaran BIPA. Hal ini didukung dengan presentase penilaian yang diperoleh dari tim uji ahli sebesar 97,72% dan dari tim uji lapangan sebesar 97,8%.
Bernalar direpresentasikan melalui argumen. Argumen ini dapat diwujudkan melalui argumen tulis ataupun argumen lisan. Kedua argumen ini memiliki unsur-unsur pembangun yang dapat menunjukkan pola penutur bahasa dalam berargumen. Unsur-unsur itu adalah pendirian (PD), data (DT), dasar kebenaran (DK), dukungan (DU), modalitas (MD), dan sanggahan (SG). Unsur-unsur argumen inilah yang membedakan sebuah argumen menjadi argumen sederhana dan argumen kompleks. Di dalam penelitian ini, teks karya mahasiswa dianalisis dengan menggunakan teori argumen perspektif Stephen Toulmin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tidak ada perbedaan pola argumen antara mahasiswa laki-laki dengan mahasiswa perempuan dan (2) pola argumen yang ditemukan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yakni pola argumen sederhana dan pola argumen kompleks.
Saat ini bahasa Mandarin merupakan bahasa yang penting untuk dipelajari. Selain bersifat universal, bahasa juga bersifat unik. Salah satu keunikan dalam bahasa Mandarin adalah memiliki kata bantu bilangan bahasa Mandarin yang beranekaragam. Kata bantu bilangan (量词 liàngcí) adalah kelas kata yang menunjukkan satuan hitung benda. Berbeda dengan penggunaan kata bantu bilangan bahasa Indonesia, kata bantu bilangan bahasa Mandarin wajib ada di dalam setiap pengucapannya. Selain itu, kata benda yang berbeda memiliki penyesuaian kata bantu bilangan yang berbeda, bahkan ada pula kata benda yang sama namun menggunakan kata bantu bilangan yang berbeda. Hal ini lah yang menjadi salah satu kesulitan bagi pemelajar terhadap pembelajaran bahasa Mandarin. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data yang berasal dari rubrik tambahan koran harian Nusantara edisi bulan Juni 2021 Penelitian ini menemukan 501 (lima ratus satu) data yang terbagi dalam 5 jenis kata bantu bilangan yang berbeda: kata bantu bilangan untuk ukuran(度量衡单位 dù liàng héng dān wèi, kata bantu bilangan untuk waktu (时间单位 shí jiān dān wèi, kata bantu bilangan unit kolektif (集体单位 jí tǐ dān wèi, kata bantu bilangan tidak teratur (不定量单位 bù dìng liàng dān wèi)dan kata bantu bilangan unit individu(个体单位 gè tǐ dān wèi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.