Abstract. Jesus’ baptism does not only refer to His divine role, but moreover to His divine identity. This is a theological declaration that He is God. However, Marcus J. Borg asserted that Jesus’ baptism was Jesus’ deep spiritual awareness toward spiritual world and the presence of God’s Spirit in His life. This does not indicate His divinity at all. Based on these two contradictory views, a problem remains to be solved: Is Borg’s assumption correct? What is actually Jesus’ true intention in His baptism? This was the focus of the research. This writing exerted to describe particularly Borg’s view on Jesus’ baptism, analyzed and responded to his view according to evangelical perspective. Despite the fact that Borg’s view on Jesus’ baptism has widely garnered support from modern theological readers, his theology is still far from orthodox theology because it was too socio-anthropological based analysis and ignored the Bible as God’s revelation.Abstrak. Baptisan Tuhan Yesus bukan hanya merujuk kepada fungsi jabatan-Nya, tapi lebih daripada itu, yaitu kepada identitas ilahi-Nya. Ini merupakan sebuah deklarasi teologis bahwa Ia adalah Allah. Tetapi Marcus J. Borg menyatakan bahwa baptisan Yesus sebagai sebuah kesadaran spiritual Yesus yang mendalam akan dunia roh dan kehadiran Roh Allah dalam hidup-Nya. Hal ini sama sekali tidak mengindikasikan keilahian-Nya. Mengaitkan kedua pandangan yang bertolakbelakang ini, muncul permasalahan: benarkah asumsi Borg di atas? Apakah sebenarnya yang menjadi intensi Yesus dalam peristiwa baptisan tersebut? Inilah yang menjadi fokus penelitian penulis. Tulisan ini berusaha untuk memaparkan secara khusus pandangan Borg dalam peristiwa baptisan Yesus dan menganalisis serta menanggapi pandangannya menurut perspektif injili. Terlepas dari pandangan Borg yang digemari di kalangan pembaca teologi modern tentang baptisan Yesus, pemikirannya masih jauh dari teologi ortodoks oleh karena terlalu berpijak pada analisis secara sosio-antropologis dan mengabaikan Alkitab sebagai wahyu dari Allah.
Studi kritik tekstual Alkitab menunjukkan bahwa berbagai salinan Alkitab, PL dan PB, memiliki banyak kesalahan tekstual. Masalah yang muncul ialah di hadapan fakta berbagai kesalahan tekstual yang ada, masihkah Alkitab memiliki otoritas? Para oponen menilai jelas tidak karena fakta kesalahan tekstual menimbulkan problematika yang serius berkaitan dengan ketidakpastian makna teks. Para proponen memiliki penilaian sebaliknya. Melalui diskusi teologis yang dilakukan, penulis mendapati bahwa terlepas dari berbagai kesalahan tekstual, Alkitab tetap memiliki kepastian makna teks. Ini dikarenakan bahwa perubahan teks tidak berdampak signifikan pada makna teks, jumlah varian yang banyak memungkinkan adanya ketersalingan dalam verifikasi makna, dan ketiadaan kemungkinan konspirasi menunjukkan adanya nilai dan rujukan historis di dalam teks. Kepastian makna teks ini memiliki implikasi kepastian otoritas dalam Alkitab. Akhirnya, penulis menyimpulkan bahwa kesalahan tekstual dalam Alkitab tidak meniadakan otoritas Alkitab. Kata-kata Kunci: Otoritas Alkitab, Kesalahan Tekstual, Kritik Tekstual, Kepastian Makna Teks English : The field of Textual Criticism of the Bible has highlighted that various OT and NT manuscripts contain textual errors in the original apographs. These errors indicate a problem: in the face of various existing textual errors, does the Bible still have authority? Opponents of Biblical authority conclude that we cannot trust the text because of the serious nature of the textual problems. Proponents of Biblical authority take the opposite view and defend the authority of the Scriptures. Proponents argue that there is certainty regarding the meaning of the Bible despites its many textual errors. This is due to the fact that the textual changes do not significantly impact upon the meaning of the text. Additionaly, the numerous textual variants of available manuscripts provides us with an inter-verifying process to ascertain the meaning of the text. Moreover, the impossibility of scribal conspiration signifies historical reference and value within the text. The certainty of the meaning of the text has implications for the certainty of biblical authority. Finally, the author concludes that though there are textual errors within the Bible they do not negate the authority of the Bible. Keywords: Bible Authority, Textual Error, Textual Criticism, The Certainty of the Text Meaning
Teologi ialah disiplin ilmu yang berkembang secara dinamis, majemuk, dan progresif. Metode berteologi pada satu kurun waktu tertentu umumnya menjadi bagian dari dialektika tiada berujung metode berteologi baru yang dihasilkan. Tidak heran berbagai sintesis teologis diformulasikan demi mengarah kepada teologi yang prospektif. Anehnya, alih-alih bersifat prospektif, metode berteologi Oden bersifat retrospektif. Oden kembali kepada masa lalu, tepatnya kepada tulisan para bapa gereja. Yang menjadi masalah ialah apakah proposal Oden yang tertuang dalam metode berteologinya ini adalah proposal yang relevan, khususnya dalam konteks teologi yang majemuk di abad 21? Ini yang menjadi fokus penelitian penulis. Tulisan ini akan memaparkan dan menganalisis tiga metode yang amat kentara dalam metode berteologi Oden, yaitu teologi yang kembali kepada tulisan patristik, berakar pada warisan sejarah kekristenan Afrika awal, dan bermuara kepada penggembalaan. Melaluinya, penulis berharap mendapatkan analisis teologis yang objektif dan kontributif. Ini dikarenakan terlepas dari gerak prospektif metode berteologi pada umumnya, penulis meyakini bahwa metode berteologi Oden yang retrospektif tetap memiliki relevansi signifikan bagi konteks teologi abad 21. Kata-kata kunci: Metode Berteologi, Tulisan Patristik, Teologi Thomas C. Oden, Kekristenan Afrika Awal Theology is a discipline that develops dynamically and progressively with complexity. The development of theological method in a certain time period generally becomes part of the dialectic without a clear maturation of the new method. No wonder various theological syntheses are formulated that lead to new prospective theologies. Interestingly, instead of being prospective, Oden’s theological method is retrospective. Oden has returned to the past—more precisely to the writings of the church fathers. The problem presented is whether or not Oden’s proposal, contained in his theological method, is a relevant proposal. Especially as it is formulated in the plurality of the theological context in the 21st century. This is the focus of the author’s research. This paper will describe and analyze the three most obvious aspects of Oden’s method of theology, namely a theology that returns to the patristic writings, is rooted in the historical legacy of early African Christianity, and pertains to pastoral shepherding. Through this study, the author hopes to contribute to objective theological analysis in the contemporary setting by developing a study on Oden’s retrospective theological method which has significant relevance for the 21st century theological context. Keywords: Theological Method, Patristic Literature, Theology of Thomas C. Oden, Early African Christianity
Abstract. Responding to the spirit of Liberalism who overruled his age, Karl Barth exerted to “save” the Scripture from the mocking of liberal theologians. One of Barth’s positive influences is that the Scripture resumed to be respected as a media where God reveals himself. However, Barth unfortunately treated the Scripture as no more than testimonies about God. To Barth, the Bible is fallible because it is written by men. This is the focus of this study. This writing endeavors to articulate Barth’s concept of the Bible (also known as neo-orthodoxy) and provides critical analysis and arguments towards Barth’s view, especially related with the nature of the Bible. Through this study it can be concluded that Barth's thoughts about the Bible are heavily influenced by existentialism, and therefore are subjective.Abstrak. Menyikapi semangat Liberalisme yang melanda zamannya, Karl Barth berusaha “menyelamatkan: Kitab Suci dari hinaan para teolog liberal. Salah satu pengaruh Barth yang positif adalah dihormatinya kembali Kitab Suci sebagai media Allah menyatakan diri-Nya. Walaupun demikian, sangat disayangkan bahwa Barth memandang Kitab Suci tidak lebih dari sekadar kesaksian tentang Allah. Bagi Barth, Alkitab memiliki kapasitas kesalahan karena ditulis oleh manusia. Ini menjadi fokus penelitian penulis. Tulisan ini berusaha memaparkan konsepsi Barth (atau yang dikenal sebagai neo-ortodoksi) tentang Alkitab dan memberikan analisis dan argumentasi kritis terhadap pandangan ini, khususnya berkaitan dengan natur Alkitab. Melalui kajian ini dapat disimpulkan bahwa pemikiran Barth tentang Alkitab sangat dipengaruhi oleh eksistensialisme, dan karenanya bersifat subyektif.
Korelasi antara doktrin pilihan dan kesungguhan tawaran Injil menimbulkan problematika: jika Allah telah memilih hanya sebagian orang untuk diselamatkan, mungkinkah Ia menawarkan pertobatan itu kepada semua orang dan mengharapkan dengan sungguh-sungguh pertobatan mereka? Tidakkah kedua hal ini, pilihan Allah atas sebagian orang dan kesungguhan tawaran Injil-Nya bagi semua orang, kontradiktif? Berdasarkan analisis dari berbagai sumber, penulis menyimpulkan bahwa kesungguhan tawaran Injil tidak berkontradiksi dengan doktrin pilihan. Harmoni di antara keduanya sesuai dengan Canons of Dort sebagai salah satu pengakuan iman Reformed, hasil pembuktian eksegesis beberapa bagian Alkitab, dan studi mengenai kehendak Allah yang tersembunyi dan dinyatakan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.