Waste from the textile industry is considered as a potential source of environmental pollution, especially water because it contains dangerous dyes. In this research, natural zeolite is used as an effective and efficient alternative adsorbent to overcome pollution caused by methylene blue and methyl orange dyes. Activation of natural zeolite was carried out with 3 M HCl solution and was characterized using X-Ray Diffraction (XRD) and Scanning Electron Microscope (SEM). While the methylene blue and methyl orange adsorption processes were studied in variations in the weight of the adsorbent, contact time, and pH. The concentration of dyes left in the solution was observed with Spectrophotometer UV-Vis. The results showed that the adsorption capacity of natural zeolite in absorbing methylene blue was 21.189 mg/g and and methyl orange was 18.208 mg/g. The optimum conditions of methylene blue and methyl orange adsorption are achieved with successive adsorbent weights 0.3 g and 0,4 g, successive contact times are 60 minutes and 90 minutes, and successive pH are 6 and 2 respectively. The adsorbent weight factor, contact time, and pH have an effect on the adsorption of methylene blue and methyl orange by natural zeolite from Ende.
A synthetic zeolite was produced from natural zeolite from Ende-Nusa Tenggara Timur (NTT) 17.289, 17.276, and 16.483 mg/g, respectively, and after hydrothermal they increased to 37.398, 37.369 and 37.362 mg/g, respectively. In addition, the CEC increased from 84.154, 81.042, and 77.474 cmol/kg, respectively, to 244.063, 216.354, and 211.432 cmol/kg, respectively 37,394, 37,365, dan 37,360 mg/g. Selain itu,15, 81,04, dan 77,47 cmol/kg meningkat menjadi 244,06, 216,35, dan 211,43 cmol/kg. Model Langmuir lebih sesuai untuk proses kesetimbangan adsorpsi isotermal.
ABSTRAKAktivasi merupakan salah satu proses yang banyak dilakukan untuk meningkatkan kualitas zeolit alam. Proses aktivasi pada zeolit akan merubah rasio Si/Al dan dapat meningkatkan terbentuknya rongga kosong sehingga kemampuan zeolit sebagai adsorben menjadi optimal. Pada penelitian ini, zeolit alam yang digunakan berasal dari kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Aktivasi zeolit alam Ende dilakukan secara kimia dengan menggunakan larutan HCl dan NaOH pada variasi konsentrasi yaitu 0,5 M; 1,5 M; dan 3,0 M. Selanjutnya zeolit yang telah diaktivasi digunakan untuk mengadsorpsi zat pewarna biru metilena. Berdasarkan hasil penelitian, aktivasi zeolit alam secara kimia dapat meningkatkan kapasitas adsorpsi terhadap zat warna biru metilena. Nilai kapasitas adsorpsi zeolit alam Ende sebelum dan sesudah aktivasi berturut-turut adalah 17,289 mg/g dan 19,988 mg/g. Model Langmuir lebih sesuai untuk proses kesetimbangan adsorpsi isotermal. Kata kunci: zeolit, aktivasi, kapasitas adsorpsi, KTK ABSTRACTActivation is one of the processes by which are mostly done to improve the quality of natural zeolite. Activation process by zeolite will change the ratio of the Si/Al and can increase the formation of empty cavities so that the capability of zeolite as an adsorbent be optimal. In this research, natural zeolite from the district of Ende, Nusa Tenggara Timur. Activation Ende natural zeolite done chemically using HCl and NaOH solution, with variations concentrate 0,5 M; 1,5 M; and 3,0 M. Next, zeolite which has activated used to adsorb dye methylene blue. Based on the research results, chemically of activation from natural zeolite can increase the adsorption capacity to substance methylene blue. The adsorption capacity in the Ende natural and after activation is 17,289 mg/g and 19,98 mg/g respectively. The Langmuir model most closely matched the isothermal adsorption of equilibrium process.
Pulau Flores yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Timur memiliki potensi EBT yang cukup beragam, antara lain panas bumi, air, angin, matahari, hingga arus laut. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan potensi air di Flores serta sistem kerja pembangkit listrik ramah lingkungan yang memanfaatkan air sebagai sumber energi. Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar terkait potensi energi air di pulau Flores dan pemanfaatannya sebagai sumber energi listrik bersih (green energy). Penelitian ini dilaksanakan dengan metode studi literatur. Pulau Flores termasuk daerah beriklim kering dengan curah hujan yang minim dengan potensi air tergolong kecil, sehingga potensi energi air lebih tepat digunakan sebagai sumber energi listrik dengan daya menengah (PLTM) dan kecil (PLTMH). Potensi air yang tersedia juga mampu ditingkatkan dengan sistem cascade. Pada PLTM/MH energi potensial air diubah menjadi energi kinetik di dalam pipa pesat, selajutnya energi kinetik diubah menjadi energi mekanik berupa putaran poros turbin, dan terakhir energi mekanik dikonversi menjadi energi listrik oleh generator. Beberapa pembangkit listrik yang ada di pulau Flores antara lain PLTM Ndungga, PLTMH Ogi, dan PLTMH Wae Roa, PLTMH Waigarit, dan PLTMH Sita. Selain itu terdapat pula penelitian lain terkait potensi energi air di Flores yang masih dalam tahap penelitian awal dan lanjutan. Pada pengoperasiannya PLTM/MH terbukti menekan laju konsumsi bahan bakar fosil. PLTMH juga sangat memungkinkan untuk diterapkan pada daerah-daerah di Flores dan NTT umumnya yang terpencil dan jauh dari jaringan listrik PLN.
Potensi tumbuhan obat yang terdapat di Taman Nasional Kelimutu belumdimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat di sekitarnya. Tumbuhan obat tradisional ini biasanya digunakan oleh dukun dan diwariskan turun temurun secara lisan dan menggunakan nama lokal. Hal ini mengakibatkan hilangnya informasi akan tumbuhan obat tersebut pada generasi selanjutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi masyarakat sekitar dengan keanekaragaman tumbuhan di kawasan TNK dan mengidentifikasi pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di sekitar TNK. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Kelimutu, Kabupaten Ende, Propinsi Nusa Tenggara Timur dan Desa Waturaka pada bulan Mei 2021. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: panduan wawancara (kuisioner), alat tulis, kamera, recorder, kalkulator, golok/parang, gunting bunga, kertas label, tali plastik, plastik, daftar pertanyaan responden, dan komputer beserta perlengkapannya. Sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alkohol 70%, sampel tumbuhan, sasak bambu dan kertas koran. Subyek penelitian adalah masyarakat Desa Waturaka, Kecamatan Kelimutu Kabupaten Ende. Obyek dalam penelitian ini adalah tumbuhan obat di kawasan Taman Nasional Kelimutu dan dibudidayakan oleh masyarakatdi Desa Waturaka. Penelitian menggunakan metode survey melalui observasi dan identifikasi tumbuhan serta penentuan responden dengan metode purposive sampling yang berjumlah 250 orang, terdiri atas 65 orang pria dan 185 orang wanita. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukan terdapat47spesies tanaman obat dari 30famili. Daun merupakan bagian tumbuhan yang paling digunakan sebagai obat-obatan. Famili Zingiberaceae memiliki presentasi penggunaan tertinggi sebesar 85%
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.