This research aimed at investigating the cultural contents implied in the English textbook entitled Experiencing English. A qualitative method was used in this research which analyzed the English textbook. The data source of this research was the English textbook for Junior High School students entitled Experiencing English. The instrument used for collecting data was only from documentation in form of textbook. Then the data were analyzed by using Byram et al. (1994) framework to investigate the aspects of culture. In this research analyzed the nine aspects that have to be included in the EFL textbook. The result showed that stereotypes and national Identity is more frequently used in experiencing English. This aspect represents the target culture stereotypes and national identity which is commonly focused on the British and American culture. Finally, the conclusion led to the cultural content that is frequently used in Experiencing English textbook is target language culture. Notwithstanding, the source/local culture values as drafted in the 2013 Curriculum is still implied in the textbook as intended to enable the students to reflect their own culture in English.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat masyarakat kudus mengenai berita tentang penggunaan dana haji untuk investasi pembangunan infrastruktur dan untuk mngetahui bagaimana pengelolaan dana haji di Indonesia. Untuk mengetahui jawaban dari pertanyaan ini maka dilakukanlah penelitian kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologi dega menggunakan penggalian data melalui penelitian lapangan (field research) dan sebagian data diperoleh diambil melalui wawancara dan beberapa sumber yang falid dan juga beberapa literature buku, penelitian ini juga dibatasi oleh waktu, tempat, serta kasus yang dipelajari berupa program aktivitas, individu maupun peristiwanya. Subyek penelitian ini ditujukan kepada masyarakat didesa Gondosari dan desa Rahtawu, seperti bapak Ahmaf Aftoni, bapak Syalid Khamid, dan bapak KH. Abdullah Aniq Nafisah. Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memperoleh suatu kesimpulan bahwa sebagaian masyarakat tidak setuju dengan diinvestasikannya dana haji untuk membangun infrastruktur, hal ini dikarenakan penyetorannya memang bertujuan untuk berjahi. Dan jika digunakan, dikhawatirkannya ketika calon jamaah haji mau berangkat bisa jadi dana tersebut tidak tersedia, bahkan investasi yang dilakukan merugi. Dan di Indonesia sendiri pengelolaan dana haji dilakukan oleh Badan Pengelolaan Keuangan Haji (BPKH).