ABSTRAK Dengan mengalami materi belajar secara langsung, diharapkan siswa dapat lebih membangun makna serta kesan dalam ingatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan model pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar teknik pengelasan siswa teknik sepeda motor di smk kristen getsemani manado. Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental design dengan desain penelitian pretest-posttest control-group design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 siswa diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kemudian sampel tersebut diberikan pretest, setelah itu diberikan treatment secara bertahap. Setelah diberikan treatment, sampel tersebut diberikan posttest untuk mengukur hasil belajar pada kelompok tersebut. Perbedaan hasil pretest dengan posttest tersebut menunjukan hasil dari perlakuan yang telah diberikan. Hasil penelitian ini menunjukkan data yang diperoleh melalui analisis pengujian hipotesis dimana: thitung = 4,818 dan harga ttabel = 1,681071 dengan db (n1 + n2) -2 = 23 + 22 – 2 = 43 pada taraf signifikan = 0,05. Artinya thitung = 4,818 > ttabel = 1,681071. Maka dapat disimpulkan penggunaan model pembelajaran problem solving memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar teknik pengelasan siswa teknik sepeda motor di smk kristen getsemani manado. Kata Kunci : model pembelajaran, problem solving, hasil belajar
Semakin membengkaknya pengangguran di kalangan usia muda produktif semakin menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan kerja yang sangat terbatas. Hal ini tentu saja disebabkan oleh banyak faktor yang sangat kompleks. Namun demikian, salah satu solusi yang sangat realistis untuk diwujudkan adalah melalui usaha peningkatan jumlah wirausaha terutama di kalangan muda produktif, yang dalam hal ini dapat diwakili oleh kelompok karang taruna di dusun-dusun atau minimal di tingkat kelurahan. Salah satu alternatif solusinya adalah melalui pemberdayaan generasi muda agar mampu berwirausaha melalui pelatihan keterampilan produksi komoditas yang dapat diterima pasar secara mudah. Sasaran antara yang strategis adalah kelompok pemuda berusia produktif yang secara organisatoris telah terbentuk sampai ke tingkat dusun, dan minimal di tingkat Kelurahan. Salah satu keterampilan yang mampu menghasilkan produk yang masih terbuka luas pemasarannya adalah bidang kerajinan las. Karena itu, konsep pemberdayaan sumber daya manusia, khususnya pemuda, dalam kegiatan ini dilandasi dengan kondisi eksisting di masyarakat, yang memerlukan upaya pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini, akan dilakukan pelatihan dasar las listrik secara intensif pada pemuda usia produktif melalui organisasi Pemuda Remaja Mesjud Kampung Jawa Tomohon, yaitu dimulai dengan penambahan ketearmpilan yang berguna dalam mendukung munculnya wirausaha baru yang kreatif, peningkatan kecakapan hidup (life skill), dan pola pemasaran yang bersifat kolaboratif dengan memanfaatkan keunggulan Tomohon sebagai kota industri. Hasilnya lebih dari 50 % peserta generasi muda telah mengusai sistem pengelasan dengan baik. Selain itu, sebagian besar para remaja usia produktif telah memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan atau menciptakan lapangan kerja.Kata kunci; pengangguran, produkif, pengelasan, karang taruna
Tahu adalah salah satu jenis makan khas Indonesia yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia pada umumnya. Berdasarkan pengamatan dari tahapan-tahapan pekerjaan dalam proses pembuatan tahu, ditemukan satu tahapan pekerjaan yang memakan waktu cukup lama serta mengakibatkan tingkat kelelahan bagi para pekerjanya. Tahapan pekerjaan pada proses pembuatan tahu tersebut adalah pada tahapan proses pemotongan tahu. Hal ini terjadi karena pada tahapan pekerjaan tersebut masih dilakukan secara manual oleh para pengrajin tahu dengan menggunakan bantuan media penggaris dan pisau. Proses pengerjaannya juga masih dilakukan secara satu persatu sehingga banyak tersita waktu dan menyebabkan banyak pergerakan dari para pengrajin. Disamping itu karena cara mengerjakannya dilakukan dengan posisi badan membungkuk, sehingga mengakibatkan muncul rasa kelelahan yang tinggi bahkan juga menimbulkan rasa kesakitan yang berkepanjangan. Bertolak dari permasalahan di atas, pengusul dapat menemukan solusinya dengan cara mengganti metode dalam proses pekerjaan dari sistem manual ke sistem otomatisasi. Pada usulan kegiatan ini dilakukan melalui pengaplikasian alat bantu kerja dalam proses tahapan pemotongan tahu, sehingga produksi tahu yang dicetak dapat memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya, memiliki keseragaman ukuran, dan bentuk cetakan yang lebih halus dan rapi. Selain itu juga dapat mengefisiensikan waktu sehingga proses pekerjaan bisa lebih cepat dan jumlah kuantitas yang lebih banyak serta juga mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Tidak ketinggalan juga, selain dapat memaksimalkan produksi baik dari segi kuantitas maupun kualitas juga dapat mengurangi tingkat kelelahan dan kesakitan yang diderita oleh para pengrajin akibat dari penerapan metode pekerjaan yang masih bersifat manual.
Semakin membengkaknya pengangguran di kalangan usia muda produktif semakin menunjukkan bahwa ketersediaan lapangan kerja yang sangat terbatas. Hal ini tentu saja disebabkan oleh banyak faktor yang sangat kompleks. Namun demikian, salah satu solusi yang sangat realistis untuk diwujudkan adalah melalui usaha peningkatan jumlah wirausaha terutama di kalangan muda produktif, yang dalam hal ini dapat diwakili oleh kelompok karang taruna di dusun-dusun atau minimal di tingkat kelurahan. Salah satu alternatif solusinya adalah melalui pemberdayaan generasi muda agar mampu berwirausaha melalui pelatihan keterampilan produksi komoditas yang dapat diterima pasar secara mudah. Sasaran antara yang strategis adalah kelompok pemuda berusia produktif yang secara organisatoris telah terbentuk sampai ke tingkat dusun, dan minimal di tingkat Kelurahan. Salah satu keterampilan yang mampu menghasilkan produk yang masih terbuka luas pemasarannya adalah bidang kerajinan las. Karena itu, konsep pemberdayaan sumber daya manusia, khususnya pemuda, dalam kegiatan ini dilandasi dengan kondisi eksisting di masyarakat, yang memerlukan upaya pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Dalam kegiatan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini, akan dilakukan pelatihan dasar las listrik secara intensif pada pemuda usia produktif melalui organisasi Pemuda Remaja Mesjud Kampung Jawa Tomohon, yaitu dimulai dengan penambahan ketearmpilan yang berguna dalam mendukung munculnya wirausaha baru yang kreatif, peningkatan kecakapan hidup (life skill), dan pola pemasaran yang bersifat kolaboratif dengan memanfaatkan keunggulan Tomohon sebagai kota industri. Hasilnya lebih dari 50 % peserta generasi muda telah mengusai sistem pengelasan dengan baik. Selain itu, sebagian besar para remaja usia produktif telah memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan untuk mendapatkan atau menciptakan lapangan kerja.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.