Briket arang tempurung kelapa merupakan salah satu solusi dalam menghadapi krisis BBM. Indonesia banyak menghasilkan limbah tempurung kelapa yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan briket arang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang mutu terbaik briket arang tempurung kelapa ditinjau dari segi densitas bahan. Informasi ini dapat berguna bagi masyarakat yang tertarik untuk membuat briket. Dalam penelitian ini, 3 variasi kerapatan (densitas) yang digunakan adalah 0,78 g/cm3 (D1), 0,92 g/cm3 (D2), dan 1,05 g/cm3 (D3). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat densitas bahan tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air, kadar abu, kadar zat menguap, kadar karbon, dan nilai kalor bahan. Tetapi tingkat densitas bahan berpengaruh nyata terhadap kuat tekan dan daya bakar bahan. Kuat tekan tertinggi pada D3 (1555,98x104 Pa), lalu D2 (1229,09x104 Pa), dan terendah pada D1 (565,51x104 Pa). Daya bakar tertinggi pada D1 (0,42 g/menit), lalu D2 (0,33 g/menit), dan terendah pada D1 (0,28 g/menit). Dengan hasil tersebut penulis berkesimpulan bahwa hasil terbaik diperoleh pada perlakuan D3 yaitu pada tingkat densitas 1,05 g/cm3.
In the era of Industry 4.0, the use of Information and Communication Technology (ICT) is vital in agricultural extension. However, there are still variations in the use and adoption of ICTs at the farmer levels as not every region can optimize the use of ICT in agricultural extension. This study aims to identify the diversity of access to ICT by farmers, and identify farmers' perceptions of the use of ICT. This study used a survey method with quantitative descriptive data analysis, distributed to 73 sample respondents. The questionnaire was compiled using the Technology Acceptance Model (TAM) theory lens, using two aspects in analyzing technology acceptance: perceived usefulness and perceived ease of use. The results showed that the use of smartphones by farmers was high with access ownership above 60%. ICT is well accepted by respondents compared to conventional media. There is a significant relationship between the education level of farmers and perceived ease of use, with a correlation coefficient of .322. It can be concluded that smartphones have considerable potential to be used in agricultural extension, and there is a need of strategy to improve the ease of use of smartphones for farmers with low education level.
Hama kutu kebul merupakan salah satu persoalan yang cukup sering terjadi di Kabupaten Gorontalo. Minimnya pengetahuan petani cabai rawit mengenai hama kutu kebul merupakan salah satu sebab banyaknya hama kutu kebul yang menyerang tanaman cabai rawit maupun hortikultura lainnya. Fokus utama kegiatan ini adalah menjawab persoalan kutu kebul pada cabai rawit melalui pemantauan secara partisipatif melalui pendekatan citizen science. Tujuannya adalah untuk meningkatkan skill dan pengetahuan petani mengenai pemantauan, pencegahan, serta pengendalian hama kutu kebul pada cabai rawit. Kegiatan ini menggabungkan dua aspek, dimana aspek pertama adalah kegiatan peningkatan kemampuan petani dalam pemantauan, pencegahan, dan pengendalian hama kutu kebul, dan aspek kedua yaitu pemantauan partisipatif berbasis citizen science. Kegiatan ini terlaksana dalam bentuk pelatihan tiga sesi, dimana sesi-1 yaitu mengenai pengenalan hama kutu kebul termasuk ciri-ciri serta penanggulangannya. Lalu pada sesi-2, yaitu praktek pembuatan dan pemasangan alat perangkap yellow sticky trap, dimana petani mempelajari cara membuat perangkap hama kutu kebul. Kemudian pada sesi-3, peserta belajar mengenai prosedur field work, yakni pengamatan, pencatatan, serta input data. Kegiatan ini memberikan pemahaman kepada petani mengenai pentingnya penggunaan perangkap kuning, serta keterampilan kepada petani agar dapat membuat dan menggunakan perangkap kuning sehingga mengurangi serangan hama. Sebelum kegiatan, petani belum mengetahui bahwa mereka dapat membuat sendiri perangkap sederhana dengan menggunakan bahan yang mudah ditemukan disekitar dan memberikan dampak yang baik bagi tanaman mereka. Setelah kegiatan ini, petani menyadari pentingnya pemantauan hama dan juga memahami cara pembuatan perangkap untuk menanggulangi hama kutu kebul sehingga hasil panen dapat dimaksimalkan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.