Dermatofitosis merupakan infeksi jamur dari kelompok dermatofita. Salah satu jenis infeksi yangumum terjadi adalah tinea pedis yang disebabkan oleh Trichopyton rubrum. Jamur ini melekatpada kulit dan menggunakan enzim keratinase untuk mencerna keratin. Dalam mendiagnosisinfeksi jamur ini, dilakukan pengkulturan pada media PDA. Sumber karbohidrat dalam media PDAdapat digantikan dengan bahan lain yang lebih ekonomis dan mudah diperoleh seperti nasi aking.Nasi aking mengandung karbohidrat sebesar 83,14%, protein 3,36% serta amilosa 29,70%.Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment, dengan mengggunakan 3 replikasi dan 2perlakuan yaitu variasi massa tepung (5g, 10g, dan 15g), serta lama waktu inkubasi (Hari ke-3,5, 7, dan 10). Media PDA digunakan sebagai kontrol. Inokulasi Trichopyton rubrum dilakukandengan metode single dot pada media PDA dan media nasi aking. Pengamatan dilakukan secaramakroskopis dengan mengamati karakteristik morfologi dan mengukur diameternya, serta secaramikroskopis untuk melihat adanya hifa, makrokonidia, dan mikrokonidia. Hasil data pengukuran diameter pertumbuhan Trichopyton rubrum dianalisis menggunakan uji parametrik Two Way Anova. Dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan Trichopyton rubrum pada mediaPDA dan media nasi aking tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Rata-rata diameterkoloni Trichopyton rubrum mencapai 6,20 cm pada konsentrasi tepung nasi aking sebesar 10gram dengan waktu inkubasi 10 hari. Dengan demikian, nasi aking dapat digunakan sebagaipengganti karbohidrat dalam media PDA untuk pertumbuhan Trichopyton rubrum.