AIndonesia mempunyai 200 juta penduduk dengan angka kelahiran 2,5%/tahun sehingga diperkirakan terdapat 5 juta kelahiran per tahun. Jika angka kejadian asfiksia 3-5% dari seluruh kelahiran, diperkirakan 250 ribu bayi asfiksia lahir pertahun. 4 Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM pada tahun 2000 didapatkan 6,3% bayi asfiksia dari seluruh kelahiran, 2,1% diantaranya lahir dengan asfiksia berat.5 Pelbagai faktor pada ibu dan bayi berperan sebagai faktor risiko asfiksia perinatal.
6Penilaian perinatal terhadap faktor risiko dan penanganan perinatal yang baik pada kehamilan risiko tinggi sangat mutlak pada asfiksia perinatal. Apabila komplikasi asfiksia sudah terjadi maka diperlukan pendekatan multidisiplin untuk mencegah kerusakan yang sudah terjadi agar tidak bertambah berat. 7,8 Tulisan ini bertujuan untuk membahas dampak asfiksia pada sistem susunan saraf pusat, jantung, ginjal, gastrointestinal, darah dan paru, sehingga penanganan asfiksia pada bayi baru lahir akan lebih baik. sfiksia perinatal masih merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada bayi baru lahir baik di negara berkembang maupun di negara maju.1,2 Di negara maju angka kejadian asfiksia berkisar antara 1-1,5 % dan berhubungan dengan masa gestasi dan berat lahir.3 Di negara berkembang angka kejadian bayi asfiksia lebih tinggi dibandingkan di negara maju karena pelayanan antenatal yang masih kurang memadai. Sebagian besar bayi asfiksia tersebut tidak memperoleh penanganan yang adekuat sehingga banyak diantaranya meninggal.
1,4Asfiksia perinatal masih merupakan masalah baik di negara berkembang maupun di negara maju dan menyebabkan kematian sebesar 20% dari bayi baru lahir. Keadaan hipoksia dan iskemia yang terjadi akibat afiksia akan menimbulkan gangguan pada berbagai fungsi organ. Proses terjadinya gangguan bergantung pada berat dan lamanya hipoksia terjadi dan berkaitan dengan proses reoksigenisasi jaringan setelah proses hipoksia tersebut berlangsung. Faktor risiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir terdiri dari faktor ibu, faktor janin dan faktor persalinan/kelahiran. Hal ini penting, karena dengan pengenalan faktor risiko tersebut maka persiapan resusitasi bayi dapat dilakukan. Beberapa organ tubuh yang akan mengalami disfungsi akibat asfiksia perinatal adalah otak, paru, hati, ginjal, saluran cerna dan sistem darah. Dampak jangka panjang bayi yang mengalami asfiksia berat antara lain ensefalopati hipoksik-iskemik, iskemia miokardial transien, insufisiensi trikuspid, nekrosis miokardium, gagal ginjal akut, nekrosis tubular akut, enterokolitis, SIADH (syndrome inappropriate anti diuretic hormone) kerusakan hati, Koagulasi intra-vaskular diseminata (KID), perdarahan dan edem paru, penyakit membran hialin HMD sekunder dan aspirasi mekonium.Kata kunci: asfiksia, hipoksia, iskemia, ensefalopati, bayi baru lahir.