2016
DOI: 10.14238/sp5.2.2003.72-8
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Gangguan Fungsi Multi Organ pada Bayi Asfiksia Berat

Abstract: AIndonesia mempunyai 200 juta penduduk dengan angka kelahiran 2,5%/tahun sehingga diperkirakan terdapat 5 juta kelahiran per tahun. Jika angka kejadian asfiksia 3-5% dari seluruh kelahiran, diperkirakan 250 ribu bayi asfiksia lahir pertahun. 4 Di Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM pada tahun 2000 didapatkan 6,3% bayi asfiksia dari seluruh kelahiran, 2,1% diantaranya lahir dengan asfiksia berat.5 Pelbagai faktor pada ibu dan bayi berperan sebagai faktor risiko asfiksia perinatal. 6Penilaian perinatal terhadap… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3
1

Citation Types

0
6
0
6

Year Published

2016
2016
2024
2024

Publication Types

Select...
5

Relationship

0
5

Authors

Journals

citations
Cited by 11 publications
(12 citation statements)
references
References 13 publications
0
6
0
6
Order By: Relevance
“…7 Asfiksia neonataroum dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor bayi seperti aspirasi cairan amnion, darah, mekonium, muntahan, imaturitas paru, kelainanan jantung bawan dan paru, anemia pada getus, retardasi pertumbuhan intrauterin, kehamilan lewat waktu, infeksi fetus; faktor ibu yang dapat mengakibatkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga dapat mengakibatkan aliran oksigen ke janin berkurang seperti hipoksia ibu karena anemia berat, penyakit paru kronis, perdarahan antepartum abnormal seperti plasenta previa atau solusio plasenta, preeklampsia, eklampsia, diabetes melitus, obat anestesi yang berlebihan pada ibu, infeksi berat, kehamilan lebih dari 42 minggu; faktor plasenta seperti infark dan hematoma plasenta; faktor tali pusat seperti lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat, prolaps tali pusat; dan faktor persalinan seperti jenis persalinan, penolong persalinan, persalinan dengan penyulit (letak sungsang, kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi, forcep), persalinan lama atau macet, ketuban pecah dini. [7][8][9][10] Persalinan dengan tindakan, terutama jika tindakan tidak ada tanda persalinan, tidak mendapat manfaat dari pengeluaran cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga bayi dapat mengalami gangguan pernasapasan yang lebih persisten. Kompresi toraks janin pada persalinan kala II mendorong cairan paru keluar dari saluran pernapasan.…”
Section: Abstrakunclassified
“…7 Asfiksia neonataroum dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor bayi seperti aspirasi cairan amnion, darah, mekonium, muntahan, imaturitas paru, kelainanan jantung bawan dan paru, anemia pada getus, retardasi pertumbuhan intrauterin, kehamilan lewat waktu, infeksi fetus; faktor ibu yang dapat mengakibatkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga dapat mengakibatkan aliran oksigen ke janin berkurang seperti hipoksia ibu karena anemia berat, penyakit paru kronis, perdarahan antepartum abnormal seperti plasenta previa atau solusio plasenta, preeklampsia, eklampsia, diabetes melitus, obat anestesi yang berlebihan pada ibu, infeksi berat, kehamilan lebih dari 42 minggu; faktor plasenta seperti infark dan hematoma plasenta; faktor tali pusat seperti lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat, prolaps tali pusat; dan faktor persalinan seperti jenis persalinan, penolong persalinan, persalinan dengan penyulit (letak sungsang, kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi, forcep), persalinan lama atau macet, ketuban pecah dini. [7][8][9][10] Persalinan dengan tindakan, terutama jika tindakan tidak ada tanda persalinan, tidak mendapat manfaat dari pengeluaran cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga bayi dapat mengalami gangguan pernasapasan yang lebih persisten. Kompresi toraks janin pada persalinan kala II mendorong cairan paru keluar dari saluran pernapasan.…”
Section: Abstrakunclassified
“…N eonatal asphyxia is the major cause of neonatal deaths, more than infection and prematurity. [1][2][3] Approximately 23% of neonatal deaths are caused by asphyxia. 4 The incidence of asphyxia is 1-1.5% and correlates with gestational age and birth weight.…”
Section: Reprint Requests Tomentioning
confidence: 99%
“…The incidence is higher in developing countries due to the limited availability of antenatal and perinatal facilities. 1 Asphyxia is defined as spontaneous and regular respiratory failure within a short time after birth. Hypoxia, hypercapnea, and acidosis are characteristics of asphyxia that may cause circulatory disturbances.…”
Section: Reprint Requests Tomentioning
confidence: 99%
See 1 more Smart Citation
“…1 Asfiksia akan menyebabkan hipoksia dan iskemia pada bayi, yang mengakibatkan kerusakan berbagai sistem organ seperti ginjal, saraf pusat, kardiovaskular, dan paru. 1,2 Disfungsi multiorgan pada asfiksia neonatorum dapat mengenai sistem saraf pusat (SSP) dan mengakibatkan ensefalopati hipoksik iskemik (EHI).Ensefalopati hipoksik iskemik adalah suatu sindrom yang ditandai dengan kelainan klinis dan laboratorium yang timbul karena adanya cedera pada otak yang akut yang disebabkan karena asfiksia neonatorum. 3 Diagnosis EHI dibuat berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis.…”
unclassified