“…7 Asfiksia neonataroum dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor bayi seperti aspirasi cairan amnion, darah, mekonium, muntahan, imaturitas paru, kelainanan jantung bawan dan paru, anemia pada getus, retardasi pertumbuhan intrauterin, kehamilan lewat waktu, infeksi fetus; faktor ibu yang dapat mengakibatkan aliran darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga dapat mengakibatkan aliran oksigen ke janin berkurang seperti hipoksia ibu karena anemia berat, penyakit paru kronis, perdarahan antepartum abnormal seperti plasenta previa atau solusio plasenta, preeklampsia, eklampsia, diabetes melitus, obat anestesi yang berlebihan pada ibu, infeksi berat, kehamilan lebih dari 42 minggu; faktor plasenta seperti infark dan hematoma plasenta; faktor tali pusat seperti lilitan tali pusat, tali pusat pendek, simpul tali pusat, prolaps tali pusat; dan faktor persalinan seperti jenis persalinan, penolong persalinan, persalinan dengan penyulit (letak sungsang, kembar, distosia bahu, vakum ekstraksi, forcep), persalinan lama atau macet, ketuban pecah dini. [7][8][9][10] Persalinan dengan tindakan, terutama jika tindakan tidak ada tanda persalinan, tidak mendapat manfaat dari pengeluaran cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga bayi dapat mengalami gangguan pernasapasan yang lebih persisten. Kompresi toraks janin pada persalinan kala II mendorong cairan paru keluar dari saluran pernapasan.…”