Penelitian secara in silico dilakukan terhadap senyawa N-(fenilkarbamotioil)-benzamida dan turunannya dengan prediksi aktivitas sebagai anti tuberkulosis. Senyawa N- (fenilkarbamotioil)-benzamida dan turunannya memiliki gugus farmakofor dan mekanisme kerja yang sama dengan Isoniazid yaitu menghambat enzim inhA (kode PDB: 2NV6). Analisis hubungan antara struktur, sifat fisika kimia (lipofilik, elektronik, dan sterik) dari senyawa N- (fenilkarbamotioil)-benzamida dan turunanannya terhadap aktivitas, bioavailabilitas, dan toksisitas secara in silico sebagai anti tuberkulosis dilakukan agar diperoleh persamaan hubungan kuantitatif struktur aktivitas (HKSA) terbaik. Hasil prediksi aktivitas anti tuberkulosis dengan persamaan HKSA terbaik yaitu, Aktivitas = -2,239 π 2 + 6,049 π – 2,917 σ + 3,267 Es – 78,090 (n = 20; r = 0,689; SE = 5,014; F = 3,382; Sig. = 0,037). Hasil prediksi
bioavailabilitas dengan persamaan HKSA terbaik yaitu, Bioavailabilitas = -0,86 π 2 + 0,98 π – 2,34 σ + 89,78 (n = 20; r = 0,69; SE = 1,05; F = 4,80; Sig. = 0,01). Hasil prediksi toksisitas dengan persamaan HKSA terbaik yaitu, Toksisitas = 7,25 π 2 + 1,09 π + 9,59 Es + 2869,36 (n= 20; r = 0,66; SE = 12,70; F = 4,16; Sig. = 0,02). Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa aktivitas anti tuberkulosis paling dipengaruhi oleh sifat lipofilik dibandingkan sifat sterik dan elektronik.