Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peserta didik PPIQ yang mengalami ketidakseimbangan antara murajaah dan hafalan yang telah diperoleh. Mayoritas dari mereka tidak bisa mengimbangi antara murājaah dan hafalannya, bahkan murājaah-nya tidak mencapai separuh dari setoran hafalannya. Mereka lebih mementingkan kuantitas hafalan dan berlomba-lomba dalam menyelesaikan hafalan, tanpa mempedulikan kualitas hafalannya. Fenomena ini terjadi sebelum lembaga PPIQ menerapkan metode majelisan. Berangkat dari permasalahan tesebut, peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana program majelisan yang sudah menjadi tradisi di Lembaga PPIQ Pondok Pesantren Nurul Jadid. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, serta pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa program majelis Al-Qur’anan yang diterapkan di Lembaga PPIQ dapat menjadi problem solving atas keresahan peserta didik PPIQ dalam menjaga hafalannya. Dengan adanya majelsian ini dapat membantu peserta didik untuk menjaga kualitas hafalan mereka