Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek hipoglikemia formula herbal antidiabetes secara in vivo. Herbal yang digunakan dalam penelitian yaitu simplisia daun kencana wungu, kayu secang, kayu manis, dan daun jati cina, dengan formula rasio yang digunakan 5:2:2:1 (F5221) dan rasio 3:3:2:2 (F3322). Sebanyak 12 tikus betina strain wistar dikelompokkan menjadi empat kelompok dengan jumlah masing-masing kelompok 3 ekor tikus. Kelompok perlakuan antara lain tikus normal, tikus diabetes mellitus (DMT2), tikus DMT2+ F3322, dan tikus DMT2+F5221. Tikus model diabetes mellitus diinduksi dengan menginjeksikan 175 mg/Kg BB alloxan secara subkutan dan melakukan observasi kadar glukosa darah 3 – 6 hari setelah injeksi. Selanjutnya tikus model diabetes diberikan formula herbal F3322 dan F5221 2x sehari selama 14 hari, dan dilakukan pengamatan kadar glukosa darah untuk mengamati efek hipoglikemia serta berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan injeksi alloxan 175 mg/kg BB pada tikus model strain wistar meningkatkan kadar glukosa darah hingga lebih dari 200 mg/dl. Pemberian formula herbal 2x sehari pada hari ketujuh setelah perlakuan menunjukkan penurunan berat badan yang berbeda nyata (p0.05), demikian juga pada hari ke – 14 setelah perlakuan. Namun, pemberian formula herbal baik F3322 dan F5221 menormalkan kadar gula darah tikus model dari 415 – 445 mg/dl menjadi 155 – 157 mg/dl. Penurunan kadar glukosa pada tikus model disebabkan oleh kandungan daun kencana wungu, kayu secang, dan kayu manis yang memiliki efek hipoglikemia. Sedangkan daun jati cina berpotensi sebagai antidiabetes melalui efek hypolipidemia yang ditandai dengan penurunan berat badan tikus. Penelitian ini disimpulkan bahwa pemberian formula F5221 selama 2x sehari dalam 14 hari menurunkan kadar glukosa dan berat badan dan berpotensi sebagai kandidat obat herbal antidiabetes mellitus.