Afpna

McCulloch, Mignon; Safouh, Hesham; Bourquia, Amal; Gajjar, Priya

doi:10.1007/978-3-662-43596-0_69

Cited by 2 publications

(1 citation statement)

References 47 publications

Supporting

Mentioning

Contrasting

Unclassified

Order By: Relevance

“…6 Di Brazil pada tahun 1998 hingga 2010 telah dilakukan transplantasi ginjal pada 62 anak berusia < 15 tahun, 7 di Afrika transplantasi ginjal pada anak dilakukan pada tahun 1968 di rumah sakit di Cape Town, Afrika Selatan. 8 Di Jakarta, transplantasi ginjal pada anak pertama kali dilakukan di Rumah Sakir Dr. Cipto Mangunkusomo pada bulan Maret 2013. dan memberikan hasil yang baik, tidak terdapat reaksi rejeksi maupun komplikasi. Keterlambatan negara Indonesia melaksanakan transplantasi ginjal pada anak disebabkan beberapa faktor antara lain masalah sumber daya manusia, sarana rumah sakit, pembiayaan, kesulitan mendapatkan donor, maupun faktor budaya.…”

Section: Pembahasanunclassified

Pengalaman Transplantasi Ginjal pada Anak di Jakarta

Pardede

Hidayati

Ambarsari

et al. 2019

View full text Add to dashboard Cite

Latar belakang.Transplantasi ginjal merupakan terapi yang efektif untuk penyakit ginjal kronik (PGK) stadium 5 atau gagal ginjal terminal. Transplantasi ginjal di dunia pertama kali dilakukan pada tahun 1950an. Di Indonesia, transplantasi ginjal pada orang dewasa telah dilakukan pada tahun 1977 dan semakin berkembang dan telah dilakukan di beberapa kota di Indonesia. Transplantasi ginjal pada anak pertama kali dilakukan di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusomo pada bulan Maret 2013, terhadap seorang anak lelaki berusia 13 tahun dengan gagal ginjal terminal yang disebabkan sindrom nefrotik, dengan ginjal yang diperoleh dari non-related living donor. Ini merupakan transplantasi ginjal yang pertama kali dilakukan pada anak di Indonesia.Tujuan. Melaporkan data tentang kegiatan transplantasi ginjal yang dilakukan di Jakarta.Metode. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang mengambil data dari catatan medis. Hingga tahun 2018 telah dilakukan 11 kali transplantasi ginjal pada 10 orang anak terdiri atas 9 laki-laki dan 1 perempuan, dengan 1 kasus re-transplan. Rentang usia adalah 8-18 tahun, dengan penyakit dasar terdiri atas sindrom nefrotik (3 anak), dan ginjal hipoplasia (7 anak). Donor untuk kesebelas transplan anak tersebut terdiri atas 4 non-related living donor dan 7 orang related living donor, yaitu 5 orang donor ayah dan 2 orang donor ibu. Hasil. Di antara 10 pasien transplan, 3 orang menggunakan biaya pribadi atau asuransi swasta dan 8 orang dengan biaya dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Hingga bulan Agustus 2018, di antara kesepuluh anak tersebut, 7 orang hidup dan di antaranya 2 orang mengalami rejeksi pada tahun ke-3 (1 orang konversi kembali ke hemodialisis dan 1 orang telah menjalani re-transplan). Tiga pasien meninggal akibat infeksi berat.Kesimpulan. Transplantasi ginjal di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusomo dimulai pada tahun 2013, dengan donor hidup yang sebagian besar berasal dari orangtua, dengan pembiayaan sebagian besar menggunakan BPJS.

show abstract

Section: Pembahasanunclassified

Pengalaman Transplantasi Ginjal pada Anak di Jakarta

Pardede

Hidayati

Ambarsari

et al. 2019

View full text Add to dashboard Cite

show abstract

Treatment of AKI in developing and developed countries: An international survey of pediatric dialysis modalities

et al. 2017

View full text Add to dashboard Cite

HypothesisAcute kidney injury (AKI) is a common cause of morbidity and mortality worldwide, with a pediatric incidence ranging from 19.3% to 24.1%. Treatment of pediatric AKI is a source of debate in varying geographical regions. Currently CRRT is the treatment for pediatric AKI, but limitations due to cost and accessibility force use of adult equipment and other therapeutic options such as peritoneal dialysis (PD) and hemodialysis (HD). It was hypothesized that more cost-effective measures would likely be used in developing countries due to lesser resource availability.MethodsA 26-question internet-based survey was distributed to 650 pediatric Nephrologists. There was a response rate of 34.3% (223 responses). The survey was distributed via pedneph and pcrrt email servers, inquiring about demographics, technology, resources, pediatric-specific supplies, and preference in renal replacement therapy (RRT) in pediatric AKI. The main method of analysis was to compare responses about treatments between nephrologists in developed countries and nephrologists in developing countries using difference-of-proportions tests.ResultsPD was available in all centers surveyed, while HD was available in 85.1% and 54.1% (p = 0.00), CRRT was available in 60% and 33.3% (p = 0.001), and SLED was available in 20% and 25% (p = 0.45) centers of developed and developing world respectively. In developing countries, 68.5% (p = 0.000) of physicians preferred PD to costlier therapies, while in developed countries it was found that physicians favored HD (72%, p = 0.00) or CRRT (24%, p = 0.041) in infants.ConclusionsLack of availability of resources, trained physicians and funds often preclude standards of care in developing countries, and there is much development needed in terms of meeting higher global standards for treating pediatric AKI patients. PD remains the main modality of choice for treatment of AKI in infants in developing world.

show abstract

Afpna

Cited by 2 publications

References 47 publications

Pengalaman Transplantasi Ginjal pada Anak di Jakarta

Pengalaman Transplantasi Ginjal pada Anak di Jakarta

Treatment of AKI in developing and developed countries: An international survey of pediatric dialysis modalities

Contact Info

Product

Resources

About