2022
DOI: 10.22219/satwika.v6i2.21657
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Agama dan ritual: Dinamika konflik Dusun Mangir Lor Sendangsari Pajangan

Abstract: Menurut Dahrendorf dimasyarakat terdapat dua sisi, yakni konflik dan consensus, sehingga konflik adalah hal yang lumrah terjadi di masyarakat akibat dari hubungan psikologis dengan hubungan antagonis yang memiliki tujuan yang berbeda dan akhirnya tidak dapat menjadi satu karena perbedaan pendapat tersebut. Konflik yang terjadi di Mangir Lor adalah konflik antar umat beragama yakni  antara umat Hindu Paguyuban Padma Buana dan Umat Islam Dusun Mangir Lor yang terjadi pada tahun 2019. Tujuan penelitian ini adalah… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
3

Citation Types

0
0
0

Year Published

2023
2023
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 7 publications
0
0
0
Order By: Relevance
“…Deskripsi di atas menunjukkan betapa pluralistiknya wilayah Sumsel karena terdiri dari masyarakat yang beraneka ragam baik agama maupun suku bangsa, dengan adanya keberagaman ini maka potensi untuk terjadinya konflik cenderung sangat besar sebab perbedaanperbedaan yang ada dapat memunculkan bibit konflik sosial pada kehidupan masyarakat karena konflik cenderung muncul dengan dipicu oleh keragaman dalam kehidupan masyarakat (Baihaqi & Birsyada, 2022) Namun faktanya, di daerah Sumsel belum ditemukan adanya konflik yang bernuansa SARA meskipun penduduknya beragam, hal inilah yang kemudian di masa pemerintahan gubernur Alex Noerdin dideklarasikan Sumsel sebagai daerah zero conflict.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Deskripsi di atas menunjukkan betapa pluralistiknya wilayah Sumsel karena terdiri dari masyarakat yang beraneka ragam baik agama maupun suku bangsa, dengan adanya keberagaman ini maka potensi untuk terjadinya konflik cenderung sangat besar sebab perbedaanperbedaan yang ada dapat memunculkan bibit konflik sosial pada kehidupan masyarakat karena konflik cenderung muncul dengan dipicu oleh keragaman dalam kehidupan masyarakat (Baihaqi & Birsyada, 2022) Namun faktanya, di daerah Sumsel belum ditemukan adanya konflik yang bernuansa SARA meskipun penduduknya beragam, hal inilah yang kemudian di masa pemerintahan gubernur Alex Noerdin dideklarasikan Sumsel sebagai daerah zero conflict.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Menurut Djayanti et al, (2022) bahwa, konflik sebagai fenomena/gejala sosial yang sering kali muncul antar individu ataupun kelompok pada semua lapisan masyarakat dengan berbagai alasan kepentingan tertentu yang juga dapat berdampak pada integrasi maupun perselisihan. Baihaqi & Birsyada, (2022) menyatakan, konflik cukup lumrah terjadi di antara masyarakat sebagai makhluk yang berinteraksi satu dengan lainnya.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Singkatnya partisipasi masyarakat sangat penting dalam meningkatkan produktivitas di suatu wilayah (Permata & Birsyada, 2022). Jika hal ini tidak dijalankan akan terjadi ketidak harmonisan kehidupan bermasyarakat karena tidak adanya sinkronisasi antara pengembangan budaya dan kondisi riil masyarakat setempat (Baihaqi & Birsyada, 2022). Padahal menurut salah satu warga, Rawa Kalibayem saat ini bak seperti telah menjadi "Surga yang Hilang".…”
Section: Pendahuluanunclassified