2015
DOI: 10.26887/ekse.v17i2.101
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Aksara Incung Kerinci Sebagai Sumber Ide Penciptaan Seni Kriya

Abstract: Aksara Incung Kerinci merupakan naskah kuno yang dipakai oleh suku Kerinci pada dahulunya sebagai wahana untuk menulis sastra, hukum adat, dan mantera- mantera  yang ditulis  pada  kulit kayu,  tanduk  kerbau,  bambu  dan daun  lontar. Aksara Incung digunakan sebagai sumber penciptaan karya. Penciptaan karya ini melalui  tiga  tahap,  yaitu  eksplorasi,   perancangan,   dan  perwujudan   melalui pencarian bentuk seni kriya yang baru, kreatif, dan inovatif, dengan tidak meninggalkan kaidah-kaidah seni rupa mode… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
2
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
3

Relationship

0
3

Authors

Journals

citations
Cited by 3 publications
(3 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Pitri (2020) temuannya adalah Kota Sungai Penuh sebagai pusat berkembangnya industri batik incung memiliki potensi besar dalam memajukan kerajinan batik dan mampu membuat batik berkembang pesat yang tidak terlepas dari peranan pemerintah dan masyarakat setempat. Mubarat (2015) temuannya adalah penciptaan seni kriya sebagai seni ekspresi pribadi, aksara incung Kerinci diciptakan dalam bentuk kalimat yang diambil dari nilai tradisi dan budaya Kerinci sesuai dengan judul dan tema yang diketengahkan pada masingmasing karya. Harkeni (2021) temuannya adalah aksara incung sebagai sumber ide motif pada desain batik pada sanggar-sanggar batik di Kerinci merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan aksara asli sukubangsa Kerinci tersebut kepada Masyarakat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Pitri (2020) temuannya adalah Kota Sungai Penuh sebagai pusat berkembangnya industri batik incung memiliki potensi besar dalam memajukan kerajinan batik dan mampu membuat batik berkembang pesat yang tidak terlepas dari peranan pemerintah dan masyarakat setempat. Mubarat (2015) temuannya adalah penciptaan seni kriya sebagai seni ekspresi pribadi, aksara incung Kerinci diciptakan dalam bentuk kalimat yang diambil dari nilai tradisi dan budaya Kerinci sesuai dengan judul dan tema yang diketengahkan pada masingmasing karya. Harkeni (2021) temuannya adalah aksara incung sebagai sumber ide motif pada desain batik pada sanggar-sanggar batik di Kerinci merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan aksara asli sukubangsa Kerinci tersebut kepada Masyarakat.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Bahan yang digunakan untuk menulis naskah ini sangat beragam, seperti kulit kayu, tanduk kerbau dan sapi, daun lontar, serta bambu. Menariknya, tulisan aksara Incung Kerinci yang ditulis di atas kulit kayu dan tanduk kerbau diyakini memiliki usia yang jauh lebih tua dibandingkan dengan tulisan Incung yang ditulis pada lempengan bambu, daun lontar, dan kertas (Mubarat, 2021). Aksara Incung memiliki dua dimensi yang dapat dikembangkan, yaitu sebagai bahasa dan seni.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…The Incung script is a heritage script that is a form of diversity from the culture of the Kerinci civilization in Kerinci Regency, Jambi Province. In the past, used the Incung script to write literature, customary law, and spells written on containers in bark, cow horn, buffalo horn, bamboo, and palm leaves [1]. The Incung (Kerinci) script is the only script from central Sumatra whose existence needs to be preserved.…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%