The Environmental Impact of Fast Fashion: Raising Awareness Among Millenials Through Social Media. Jakarta's fashion industry is particularly prone to this issue as it follows current trends. Despite the increasing awareness of the environmental impact, the rise of fast fashion, characterized by cheap manufacturing, frequent consumption, and short-lived clothing, has led to a surge in discarded clothing. The rapid changes in fashion trends and excessive consumption have a tremendous environmental effect. Millennials, especially those in metropolitan cities like Jakarta, are particularly susceptible to following the latest fashion trends, making it crucial to understand how they dispose of their used clothes. This increased consumption has resulted in millions of tons of textile waste in landfills and unregulated settings. To address this problem, the authors used an innovative method called the Design Thinking Process by IDEO Design and Riverdale Country School New York. This method involves five stages: research and discovery, analysis, ideation, experimentation, and implementation. The research process involved observations, interviews, and a literature study to collect and analyze informative videos. The authors presented the results of their findings using infographic posters and social media, intending to raise awareness among the younger generation about the negative impact of the fast fashion industry and minimize the amount of textile waste damaging the environment.
Keywords: fast fashion, environmental impact, millennials, social media campaigns, awareness
Abstrak
Dampak Lingkungan dari Fast Fashion: Meningkatkan Kesadaran di Kalangan Milenial Melalui Media Sosial. Industri fesyen di Jakarta sangat rentan terhadap masalah ini karena mengikuti tren yang ada. Terlepas dari meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, munculnya fast fashion, yang ditandai dengan produksi yang murah, konsumsi yang sering, dan pakaian yang berumur pendek, telah menyebabkan lonjakan pakaian yang dibuang. Perubahan cepat dalam tren fesyen dan konsumsi yang berlebihan memiliki dampak lingkungan yang luar biasa. Generasi milenial, terutama yang tinggal di kota metropolitan seperti Jakarta, sangat rentan untuk mengikuti tren mode terbaru, sehingga sangat penting untuk memahami bagaimana mereka membuang pakaian bekas mereka. Konsumsi yang meningkat ini telah menghasilkan jutaan ton limbah tekstil di tempat pembuangan akhir dan tempat yang tidak diatur. Untuk mengatasi masalah ini, para penulis menggunakan metode inovatif yang disebut Proses Pemikiran Desain (Design Thinking Process) oleh IDEO Design dan Riverdale Country School New York. Metode ini melibatkan lima tahap yaitu penelitian dan penemuan, analisis, ide, eksperimen, dan implementasi. Proses penelitian melibatkan observasi, wawancara, dan studi literatur untuk mengumpulkan dan menganalisis video informatif. Para penulis mempresentasikan hasil temuan mereka menggunakan poster infografis dan media sosial, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran di kalangan generasi muda tentang dampak negatif dari industri fast fashion dan meminimalkan jumlah limbah tekstil yang merusak lingkungan.
Kata kunci: fast fashion, dampak lingkungan, generasi milenial, kampanye media sosial, kesadaran