Abstrak. Salah satu agenda besar dalam strategi pembangunan wilayah perdesaan adalah mengimplementasikan program dana desa. Namun, masih ditemukan kendala yang menghambat keberhasilan program dana desa yang sebabkan oleh lemahnya kapasitas kelembagaan desa. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor penghambat ditinjau berdasarkan perspektif kelembagaan yang menghambat proses pengelolaan dana desa dalam pembangunan wilayah perdesaan. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus yang menggunakan metode analisis isi dan analisis tematik dengan pendekatan kualitatif untuk menggali proses pengelolaan dana desa dalam menunjang pembangunan wilayah perdesaan yang dilakukan di Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil analisis, belum optimalnya alokasi pemanfaatan dana desa dalam perencanaan pembangunan dipengaruhi oleh unsur kognitif-kultural masyarakat. Secara normatif, kepala desa memiliki keprofesionalitasan yang rendah. Lemahnya pengawasan kepada kepala desa menyebabkan rendahnya profesionalisme kepala desa dalam melaksanakan pertanggungjawaban kepada masyarakat. Hal ini menyebabkan rendahnya rasa memiliki masyarakat terhadap program dana desa, sehingga pelaksanaan pembangunan desa melalui program dana desa dinilai belum sampai pada tahap menjadikan masyarakat desa sebagai subyek pembangunan. Abstract. The big agenda in the rural area development strategy is implementing the village fund program. However, there are still obstacles that hinder the success of the village fund program which is caused by the weak capacity of village institutions. Thus, this study aims to to analyze the inhibiting factors from an institutional perspective that hinder the management of village funds in developing rural areas. This is case study research that use content and thematic analysis with a qualitative approach to explore the process of managing village fund in Bogor Regency. Found that, the non-ideal allocation of village fund utilization in development planning was influenced by the cognitive-cultural element. Weak supervision of the village head causes the low professionalism of the village head in carrying out accountability. This led to low sense of belonging from community towards the village fund program. The implementation of rural area development through the village fund program is considered not have reached the stage of making rural communities the subject of development.