Salah satu gangguan yang terjadi pada kubikel 20 kV adalah pada saat kondisi suhu dan kelembapan yang tinggi, maka suatu saat akan timbul uap air yang menempel pada dinding kubikel dan mempengaruhi terjadinya korona. Untuk mengatasi hal itu kubikel telah dilengkapi heater yang berfungsi memanaskan ruang kubikel agar kelembapannya terjaga. Namun ketika di lapangan seringkali ditemukan kondisi kinerja heater yang kurang maksimal dan tidak berfungsi. Dengan kondisi tersebut diperlukan sistem monitoring suhu dan kelembapan serta sistem kendali dua heater guna mencegah kerusakan pada heater. Sistem dibangun menggunakan mikrokontroller STM32F103C8T6, sensor DHT-22 dilengkapi dengan exhaust fan untuk menjaga suhu ruang terminasi kubikel tetap terjaga. Parameter suhu yang diperbolehkan minimal sebesar 35 ºC sampai batas maksimal 40 ºC dengan kelembapan dibawah 90% sesuai dengan datasheet kubikel merek kubikel, Schneider dan standard IEC 62271-1. Selanjutnya data hasil dari monitoring dapat ditampilkan pada LCD dan Sistem Informasi Geografis berbasis website. Dengan adanya alat ini, dapat memudahkan masyarakat khususnya pihak PLN dalam proses monitoring dan pemeliharaan kubikel 20 kV.