Salah satu metode untuk mengolah limbah beracun rumah sakit adalah dengan incinerator. Incinerator membakar limbah medis padat rumah sakit pada suhu tinggi. Banyak rumah sakit harus mengangkut limbah beracunnya ke lokasi pihak ketiga yang lokasinya diluar Bali. Di Bali, ada 62 rumah sakit dengan 6.195 kamar inap dengan 5.584.310 kunjungan pasien pertahun sehingga menghasilkan sejumlah besar limbah beracun. Rumah sakit di Bali harus harus mengirim limbahnya ke pulau Jawa menyebabkan biaya yang mahal dan masalah dalam pengangkutannya. Salah satu solusinya adalah mengembangkan incinerator skala kecil di dekat lokasi rumah sakit. Jurnal ini membahas pengembangan incinerator skala kecil di kota Denpasar Bali yang mencakup investasi, metric kinerja, dan kelayakan ekonomis. Proyek ini didanai oleh bantuan internasional dan saat ini merupakan satu-satu nya incinerator yang ada di rumah sakit di Bali. Paper ini membahas bagaiman pengolahan limbah di RSUD Wangaya dan khususnya penggunaan Incinerator. Pembahsan akan meliputi pemaparan pengelolaan limbah di RSUD Wangaya, langkah-langkah pengembangan incinerator, unjuk kerja incinerator, dan analisa investasi.
Kata Kunci: Rumah sakit, pengolahan limbah medis, limbah beracun, incinerator, analisa ekonomi, NPV, payback period, konservasi energi.