Analisa Produktivitas Primer Sebagai Upaya Pengelolaan Kualitas Air Di Waduk Jatibarang, Semarang

Abstract

Jatibarang Reservoir is a reservoir located in Semarang City, Central Java which has various benefits for the community and the surrounding area such as a water resource, flood control, tourist attractions, and a hydroelectric power plant. The development of human activities in the Jatibarang Reservoir will affect water quality and water fertility. Therefore, it is necessary to manage water quality through monitoring the primary productivity of the Jatibarang Reservoir. This research aims to determine the primary productivity of the Jatibarang Reservoir through the dark bottle and light bottle method approaches. The research was carried out in July 2020. The research method used is descriptive non-experimental method and the determination of the sampling point using purposive sampling method. Sampling was carried out at five stations with two repetitions. Analysis of primary productivity data using dark bottle and light bottle method. The results showed that the primary productivity of Jatibarang Reservoir ranged from 249,96-1.250.04 mg C/m3/day. Based on the results of the primary productivity, the fertility of the Jatibarang Reservoir is mesotrophic-eutrophic.
 
 ABSTRAK
 Waduk Jatibarang merupakan waduk yang berada di Kota Semarang, Jawa Tengah yang memiliki berbagai manfaat untuk masyarakat dan daerah sekitar seperti sebagai sumber air, pengendali banjir, tempat wisata, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Berkembangnya aktivitas manusia di Waduk Jatibarang akan mempengaruhi kualitas air dan kesuburan perairan. Oleh karena itu, dibutuhkan pengelolaan kualitas air melalui monitoring produktivitas primer Waduk Jatibarang. Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas primer Waduk Jatibarang melalui pendekatan metode botol gelap dan botol terang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2020. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deskriptif non-eksperimental dan penentuan titik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Pengambilan sampel dilakukan di lima stasiun dengan dua kali pengulangan. Analisa data produktivitas primer menggunakan metode botol gelap dan botol terang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas primer Waduk Jatibarang berkisar antara 249,96-1.250,04 mg C/m3/hari. Berdasarkan hasil produktivitas primer tersebut, kesuburan Waduk Jatibarang yaitu mesotrofik-eutrofik.

Primary Productivity of Phytoplankton in Mandalika Coastal Area, Central Lombok Regency

“…Kecepatan arus yang didapatkan pada setiap stasiun ialah 0,1 cm/det, dimana Zhang et al, (2014) menyatakan bahwa tingkat produktivitas bersih yang semakin rendah selaras dengan semakin tingginya nilai arus yang tercatat pada perairan tersebut. Angka derajat keasaman (pH) pesisir Mandalika pada stasiun I dan II ialah 7,8 mg/L dan stasiun III ialah 7,7 mg/L, dimana perairan yang sangat basa akan mengurangi nilai produktivitas perairan sedangkan perairan yang sangat asam dapat menyebabkan kehilangan pada beberapa organisme di suatu perairan (Putrisia et al, 2022). Selanjutnya nilai oksigen terlarut yang diukur pada permukaan perairan berkisar antara 5,33-5,65 mg/L, menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004, untuk mendukung kehidupan perairan maka diperlukan nilai pH berkisar 7-8,5 mg/L dan nilai kandungan oksigen terlarut sebesar 5 mg/L, sehingga dapat tercatat bahwa kisaran pada kawasan pesisir Mandalika masih tergolong ke dalam kategori baik.…”

Food Habits of Indigenous Fish Groups Caught in Lake Rawa Pening, Indonesia

“…The more organic material, the brighter it decreases. According to Putrisia et al (2022), brightness is related to the photosynthesis process; the lower the brightness, the more it will affect dissolved oxygen levels, so the photosynthesis process will not run well.…”

Utilizing Google Earth Data to Assess Spatial-Temporal Land Use Changes around Jatibarang Reservoir, Semarang City

“…Situated on the Kreo River, a tributary of the Garang River, the reservoir covers a catchment area of 54 km 2 , with an inundation area of 189 hectares and a capacity of 20.4 million cubic meters (Dhanisworo, 2022). The construction of the Jatibarang Reservoir holds significant importance in enhancing conservation efforts within the watershed, managing water resources, and controlling flooding (Putrisia et al, 2022). It is expected to serve as a preventive measure against flooding in Semarang City for the next 100 years.…”