Kosmetik perawatan kulit wajah yang banyak digunakan tersedia dalam berbagai bentuk, salah satunya yaitu bentuk sediaan krim. Kandungan flavonoid buah labu kuningmemiliki potensi dari labu kuning sebagai antioksidan dan tabir surya dimanfaatkan dalam bentuk sediaan krim yang sangat praktis penggunaannya. Efektivitas sediaan dalam melindungi kulitdari radiasi sinar UV biasanya dinyatakan dengan nilai SPF. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi sifat fisik sediaan krim ekstrak etanol 70% daging buah labu kuning (Cucurbita maxima D.) dengan konsentrasi berbeda dan penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Daging buah labu kuning (Cucurbita maxima D.) yang telah dilakukan ekstraksi menggunakan metode maserasi kemudian dilanjutkan pembuatan formulasi krim dan penentuan nilai Sun Protection Factor (SPF) secara in vitro dengan metode Mansur dan A.J. Petro. Hasil uji sifat fisik sediaan krim memenuhi persyaratan sediaan krim yang baik kecuali pada uji daya sebar karena kurang dari 5-7 cm. Nilai SPF sediaan krim pada formula basis(0%), formula I (5%), formula II (10%) dan formula III (15%) memiliki rerata nilai SPF 0,59±0,225 (tidak memiliki efektivitas tabir surya), 2,83±1,164 (minimal), 4,43±0,266 (sedang), 6,98±0,099 (ekstra) berdasarkan perhitungan Mansur dan 1,28±0,132 (bukan merupakan tabir surya), 3,80±2,003 (minimal), 7,55±0,913 (minimal), 25,22±1,493 (sedang) berdasar perhitungan A.J. Petro. Sediaan krim ekstrak etanol 70% daging buah labu kuning dengan konsentrasi 0%, 5%, 10% dan 15% memiliki sifat fisik yang kurang baik, pada uji daya sebar tidak masuk kriteria krim yang baik 5-7 cm. Peningkatan konsentrasi ekstrak etanol 70% daging buah labu kuning memberikan nilai SPF yang berbeda.Kata Kunci : Krim, Daging buah labu kuning, SPF