Salah satu contoh kebudayaan masyarakat yang mengimplementasikan etnomatematika yakni Keraton Cirebon. Peneliti menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, berlokasi di daerah Keraton Kasepuhan Cirebon, Kecamatan Lemahwungkuk, Kelurahan Kesepuhan. Peneliti mengambil kriteria sampel sumber data dari Abdi Dalem Keraton Kasepuhan, Sultan Keraton Kasepuhan, dan penulis sendiri. Fokus aktivitas pada penelitian ini yakni proses mencari data dengan mengamati konseptual matematis dan menganalisis kaitannya dengan makna dan nilai filosofis kebudayaan pada bangunan Keraton Kasepuhan Cirebon. Pengumpulan data dilakukan pada natural setting, sumber data primer, observasi (pengamatan), wawancara tak berstruktur, triangulasi, catatan lapang, dan dokumentasi (rekaman suara dan foto). Hasil penelitian membuktikan bahwasannya nilai filosofis yang tertuang pada atap pintu masuk Keraton Kasepuhan Cirebon, di mana berbentuk Ikon Cirebon yaitu Mega Mendung. Pada Motif Mega Mendung meliputi gradasi warna pada lapisan awan dan mempunyai lapisan awan ganjil 5, 7, dan 9 yang diartikan 5 melambangkan rukun Islam, 7 melambangkan 7 lapisan langit, serta 9 lapisan melambangkan jumlah Sunan Wali Songo. Sedangkan konsep matematisnya yakni konsep geometris pencerminan pada lengkungan pintu masuk Keraton Kasepuhan Cirebon. Penulis dengan penelitian ini memberikan saran bahwasannya kebudayaan yang terdapat di sekitar kita dapat dimasukkan ke dalam proses pembelajaran di sekolah dengan pembelajaran berbasis etnomatematika guna mempermudah siswa dalam mengimplementasikan materi ke dalam kehidupan sehari-hari dan lingkungan setempat.