Persaingan antara operator seluler di Indonesia cukup ketat, ditandai dengan saling menawarkan tarif murah bagi pengguna layanan telekomunikasi. Telkomsel sebagai operator seluler terbesar dituntut untuk melakukan efisiensi biaya agar profitnya meningkat signifikan ditengah persaingan ketat untuk tetap mempertahankan dominasinya diantara operator seluler. Akan tetapi, biaya itu sendiri bermacam jenisnya, mulai dari total operational cost (operational dan maintenance cost, depreciation cost, general affair cost, personnel cost, marketing cost) dan opportunity cost. Harus tepat menentukan jenis biaya apa yang harus menjadi fokus untuk menjadi sasaran efisiensi, agar profit meningkat signifikan. Untuk mengetahuinya, maka digunakanlah metode penelitian deskriptif yaitu memaparkan biaya data berdasarkan jenisnya dan fakta harga aslinya, untuk menganalisa jenis jenis biaya dan korelasinya terhadap peningkatan profit, dengan data dari Telkomsel area Karawang sebagai sumber penelitian. Dari analisa didapatkan jenis biaya yang paling tepat untuk menjadi sasaran efisiensi adalah opportunity cost yang merupakan biaya yang timbul akibat drop call BTS Telkomsel area Karawang. Karena estimasi kenaikan profit dari efisiensi opportunity cost ini besarnya sekitar 0,48% dari revenue (pendapatan), dibandingakan operational dan maintenance cost yang hanya sebesar 0,2% dari total operational cost. Artinya sebesar 0,48% peluang pendapatan hilang (opportunity cost) akibat drop call. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, manajemen Telkomsel harus fokus pada efisiensi opportunity cost untuk meningkatkan profit nya secara signifikan.