Intelegensi yaitu tolak ukur kecerdasan siswa, ketika siswa memiliki inteligensi yang tinggi maka terdapat belajar dengan baik. Inteligensi pada siswa tunarungu sangat sulit untuk diukur karena kebanyakan alat ukur yang digunakan menggunakan keberfungsian verbal, disisi lain banyak guru SLB B yang mengeluhkan bahwa peserta didiknya mengalami penurunan akademik. Hal tersebut terjadi karena kebanyakan guru tidak mengetahui kecerdasan peserta didiknya sehingga guru memberikan perlakuan dengan porsi yang sama ketika pembelajaran berlangsung. Tujuan penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran inteligensi pada siswa tunarungu di SLB B di Purwokerto. Metode pengumpulan data yang digunakan teknik sampel jenuh sehingga diperoleh 30 partisipan. Berdasarkan hasil uji validitas kriteria diperoleh r = sehingga tes cpm dan tes bender-gestalt dinyatakan valid. Hasil uji reliabilitas tes CPM (α cronbach = 0,889) pada tes Bender-Gestalt (α cronbach = 0,789). Uji korelasi menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara tes cpm dan tes bender-gestalt. Pada tes cpm grade penalaran non verbal pada siswa tunarungu berada pada golongan IV kapasitas intelektual below average serta siswa dengan grade I superior berjenis kelamin laki-laki.