AbstrakLatar Belakang: Sumber daya manusia kesehatan merupakan aset penting bagi pembangunan kesehatan di Indonesia. Salah satu indikator keberhasilan suatu Puskesmas yaitu tersedianya tenaga kesehatan yang cukup dengan kualitatas yang tinggi.Jjumlah tenaga kesehatan di Indonesia masih mengalami kekurangan. Jumlah tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 1.072.679 orang tenaga kesehatan (73,30 %), Proporsi tenaga kesehatan terbanyak yaitu tenaga keperawatan sebanyak 40,85 % dari total tenaga kesehatan, sedangkan proporsi tenaga kesehatan yang paling sedikit yaitu tenaga kesehatan tradisional 0,03% dari total tenaga. Puskesmas yang kekurangan dokter, 29,83% Puskesmas dengan status jumlah dokter cukup, dan 57,68% Puskesmas yang memiliki jumlah dokter melebihi standar kebutuhan. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang puskesmas menyebutkan bahwa puskesmas harus memenuhi 9 jenis tenaga kesehatan. Berdasarkan data sistem informasi sumber daya manusia kesehatan (SISDMK), hanya 39,6% puskesmas yang telah memiliki 9 jenis tenaga kesehatan.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan tenaga kesehatan di Puskesmas Nambo.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada bulan februari-maret 2022. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala Puskesmas, Kepala Tata Usaha, tenaga kesehatan dokter, perawat, bidan, farmasi, analis kesehatan, kesehatan masyarakat.Hasil: Tenaga kesehatan di Puskesmas Nambo memiliki kekurangan dan kelebihan tenaga kesehatan, hal ini disebabkan oleh penempatan tenaga kesehatan yang belum merata mengakibatkan beban kerja berlebih. Selain itu ditemukan penempatan tenaga kesehatan yang belum sesuai dengan latar belakang pendidikannya.Kesimpulan: Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan dengan metode WISN, Puskesmas Nambo membutuhkan tambahan tenaga kesehatan yaitu dokter umum, analis kesehatan dan kesehatan lingkungan. AbstractBackground: Health human resources are an important asset for health development in Indonesia. One indicator of the success of a Puskesmas is the availability of sufficient health workers with high quality. The number of health workers in Indonesia is still experiencing a shortage. The number of health workers in Indonesia in 2020 is 1,072,679 health workers (73.30%), the highest proportion of health workers is nursing personnel as much as 40.85% of the total health workers, while the least proportion of health workers is traditional health workers 0.03% of the total power. Puskesmas that lack doctors, 29.83% of Puskesmas with sufficient number of doctors status, and 57.68% of Puskesmas that have a number of doctors exceeding the standard requirement. Minister of Health Regulation Number 43 of 2019 concerning Puskesmas states that puskesmas must meet 9 types of health workers. Based on data from the health human resource information system (SISDMK), only 39.6% of puskesmas have 9 types of health workers.Objectives: This study aims to analyze the needs of health workers at the Nambo Health Center.Methods: This research is a type of quantitative descriptive research. This research was conducted in February-March 2022. Informants in this study were the Head of Public Health Center, Head of Administration, health workers, doctors, nurses, midwives, pharmacists, health analysts, public health.Results: Health workers at the Nambo Health Center have a shortage and an excess of health workers, this is due to the uneven placement of health workers resulting in an excessive workload. In addition, it was found that the placement of health workers was not in accordance with their educational background.Conclusion: Based on the calculation of the need for health workers using the WISN method, the Nambo Health Center requires additional health workers, namely general practitioners, health analysts and environmental health.