Seiring dengan semakin meredanya kasus COVID-19, pembelajaran secara luring mulai dilakukan. Namun, pembelajaran daring masih menjadi opsi yang cukup dipertimbangkan. Sementara itu, beberapa penelitian juga menemukan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa daring masih dalam tahap yang memuaskan. Untuk mendapatkan sistem kelas yang terbaik diantara kelas daring dan luring, penelitian ini berusaha untuk mengivestigasi mengenai profil peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa daring dan luring serta membandingkan peningkatan kemampuan dari kedua kelas tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen menggunakan pretes dan postes. Sampel dari penelitian ini adalah 60 orang pendidikan matematika. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kritis dan pedoman wawancara. Data dianalisis menggunakan stattstika deskriptif dan uji T. Hasil penelitian menunjukan a) profil kategori peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa luring tersebar pada kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah berturut-turut sebanyak 7%, 17%, 48%, 21% dan 7%., b) profil kategori peningkatan kemampuan berpikir kritis mahasiswa daring tersebar pada kategori sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah berturut-turut sebanyak 10%, 29%, 32%, 26%, dan 3%, c) tidak ada perbedaan yang signifikan antara peningkatan kemampuan berpikirk kritis mahasiswa yang belajar dengan sitem daring dan luring.