Analisis Kesalahan Siswa SMP Kelas Viii Dalam Menyelesaikan Soal Segitiga Dan Segi Empat

Abstract

Pemahaman prasyarat konsep matematika diperlukan agar mudah memahami suatu konsep. Namun kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman konsep matematika siswa sekolah menengah pertama masih lemah karena mereka kurang memiliki pemahaman yang baik terhadap konsep dasar matematika yang berkaitan dengan materi segitiga dan segi empat. Solusi permasalahan ini adalah siswa harus lebih memahami materi serta rumus-rumus pada materi segitiga dan segiempat. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal segitiga dan segi empat. Sampel penelitian adalah siswa SMP di daerah Cimahi yang berjumlah 32 orang. Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020. Teknik pengumpulan data mengunakan soal uraian dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan penyampaian data serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian berdasarkan aspek menerapkan dan memperoleh kesimpulan bahwa siswa membuat kesalahan dalam membedakan rumus-rumus segitiga dan segiempat, salah melakukan operasi hitung serta tidak menuliskan satuan. Faktor penyebabnya adalah siswa cenderung menghafal daripada memahami materi dan rumus, serta kurangnya latihan soal segitiga dan segiempat.

The Analysis of Student Errors in Solving Flat Shape Problems

“…Bangun datar segitiga termasuk materi yang sudah dipelajari dasardasarnya oleh siswa pada bangku Sekolah Dasar, seperti keliling dan luas segitiga [4,15]. Akan tetapi pada kenyataannya bahwa siswa masih mengalami kesalahan pada soal keliling dan luas segitiga, oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal bangun datar [16].…”

Identifikasi Faktor Penyebab Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Pada Siswa Kelas Viii

“…Terlihat dari jawaban S-18 yang tidak mampu menuliskan informasi yang terkandung dalam soal serta tidak memahami masalah yang diberikan. Siswa yang tidak dapat merumuskan masalah dikarenakan masih kesulitan dalam mengidentifikasi informasi dari permasalahan yang diberikan (Pradini & Winarsih, 2020;Syadiah et al, 2020). Soal berbentuk cerita menyebabkan S-18 kesulitan dalam memahami soal karena penyajian informasi secara implisit sehingga membutuhkan kemampuan siswa untuk mengidentifikasi informasi yang diberikan.…”