Analisis Kualitas Air pada Kawasan Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottoni di Kabupaten Jeneponto

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kualitas Air pada Kawasan Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottoni di Kabupaten Jeneponto yang terkait dengan parameter fisika, kimia dan biologi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode survei, penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel air pada dua stasiun berbeda yakni, Desa Tanrusampe dan Desa Bontosunggu, Kabupaten Jeneponto pada musim hujan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas air stasiun 1 (Desa Tanrusampe) meliputi suhu, kecerahan, kecepatan arus, pH, salinitas, oksigen terlarut, fosfat dan plankton masih dalam kategori normal dan masih berada pada ambang batas kualitas air perairan, sedangkan nitrat sudah dalam faktor pembatas atau kandungan nitratnya bersifat toksik. Sedangkan kualitas air pada stasiun 2 (Desa Bontosunggu) masih berada pada ambang batas kualitas air perairan, dan masih layak untuk budidaya rumput laut Eucheuma cottoni. Diharapkan pada penelitian selanjutnya analisis Kualitas Air pada Kawasan Budidaya Rumput Laut Eucheuma cottoni di Kabupaten Jeneponto pada musim kemarau sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan memberikan pengetahuan kepada masyarakat di masa mendatang.

Physical and chemical conditions of waters for seaweed cultivation in Morowali, Central Sulawesi, Indonesia

“…The same finding was also reported by Ya'la & Nasmia (2012) that good seaweed cultivation area should be able to have good water brightness. According to Atmanisa (2020), the brightness level for algae cultivation is greater than 5 meters. Turbid waters have many fine particles floating in the water and attached to the thallus can inhibit the absorption of food and the photosynthesis.…”

Identification of Vibriosis From Seaweed Culture in Lombok, West Nusa Tenggara

“…According to SNI 7673.2.2011 (BSN 2011), the water quality standard for the longline method of Eucheuma cottoni seaweed cultivation is 28-33 ppt. According to Atmanisa et al (2020), Eucheuma cottoni is one of the stenohaline seaweeds, high salinity fluctuations can affect the seaweed osmoregulation process. The results showed that the salinity in Ekas Bay exceeds the SNI standard, so that it can cause seaweed to be susceptible to disease.…”

Study of Compatibility Level of Waters in The Bay of Sabang for The Development of Marine Cultivation

“…Based on field data, it shows that the brightness conditions in the sea waters at the study site are > 1 meter. This condition shows the suitability for seaweed growth, and can be used for grouper and snapper cultivation but is not good for pearl oyster growth which requires relatively higher brightness (>3.5 m) [14]. DO measurement results from all stations indicate a range that meets the requirements for living and growing marine biota.…”