2020
DOI: 10.20473/jfiki.v6i22019.81-84
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Analisis Kualitatif Sakarin dan Silamat pada Es Doger di Kota Batam

Abstract: Pendahuluan: Pemanis sintetis merupakan suatu zat/bahan yang digunakan untuk menimbulkan rasa manis dengan jumlah kalori yang lebih rendah daripada gula pasir. Salah satu pemanis buatan yang sering digunakan adalah sakarin dan siklamat. Konsumsi sakarin dan siklamat dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kanker, dan penyakit lainnya seperti tumor paru, hati, limfa, migraine dan sakit kepala. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan sakarin dan siklamat pada es doger yang dijual di beberapa lok… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1
1
1

Citation Types

0
1
0
2

Year Published

2022
2022
2023
2023

Publication Types

Select...
4

Relationship

0
4

Authors

Journals

citations
Cited by 4 publications
(7 citation statements)
references
References 2 publications
0
1
0
2
Order By: Relevance
“…Berdasarkan kajian pemanis buatan, sebanyak 61.36 % produk minuman menggunakan pemanis buatan [6], dan dari hasil pengawasan BPOM terhadap penggunaan pemanis pada PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) menunjukkan bahwa siklamat dan sakarin lebih sering digunakan dibandingkan pemanis lain [7], karena siklamat dan sakarin lebih mudah ditemukan, memiliki harga yang relatif rendah dan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibanding sukrosa [8]. Siklamat memiliki tingkat kemanisan 30-80 kali lebih manis dibanding sukrosa sedangkan sakarin memiliki tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dibandingkan dengan sukrosa [9]. Penggunaan siklamat dan sakarin diperbolehkan pada produk minuman namun dibatasi dengan nilai ADI (Acceptable Daily Intake) sebesar 11 mg/kg berat badan untuk siklamat dan 5 mg/kg berat badan untuk sakarin [10].…”
Section: Pendahuluanunclassified
See 1 more Smart Citation
“…Berdasarkan kajian pemanis buatan, sebanyak 61.36 % produk minuman menggunakan pemanis buatan [6], dan dari hasil pengawasan BPOM terhadap penggunaan pemanis pada PJAS (Pangan Jajanan Anak Sekolah) menunjukkan bahwa siklamat dan sakarin lebih sering digunakan dibandingkan pemanis lain [7], karena siklamat dan sakarin lebih mudah ditemukan, memiliki harga yang relatif rendah dan memiliki tingkat kemanisan yang lebih tinggi dibanding sukrosa [8]. Siklamat memiliki tingkat kemanisan 30-80 kali lebih manis dibanding sukrosa sedangkan sakarin memiliki tingkat kemanisan 300 kali lebih manis dibandingkan dengan sukrosa [9]. Penggunaan siklamat dan sakarin diperbolehkan pada produk minuman namun dibatasi dengan nilai ADI (Acceptable Daily Intake) sebesar 11 mg/kg berat badan untuk siklamat dan 5 mg/kg berat badan untuk sakarin [10].…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Uji reaksi warna memiliki prinsip pada suasana asam dengan penambahan HCl, garam sakarin dalam sampel akan berubah menjadi asam sakarin yang tidak larut air. Sakarin yang bereaksi dengan penambahan H2SO4 akan membentuk o-benzoatsulfonamida yang kemudian akan bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa komplek berwarna hijau kekuningan [9]. Hasil penelitian siklamat dan sakarin yang diperoleh sesuai dengan penelitian terdahulu tentang identifikasi siklamat dan sakarin yang dilakukan pada minuman es di Palembang yang menunjukkan bahwa 7 sampel mengandung pemanis siklamat tanpa adanya kandungan sakarin [25].…”
Section: Gambar 3 Sikloheksilamin [22]unclassified
“…Penggunaan pemanis buatan boleh digunakan, namun harus sesuai dengan ketentuan atau persyaratan yang ditentukan. Pemanis buatan yang boleh digunakan dengan batasan tertentu adalah pemanis sakarin dan siklamat (Marliza et al, 2020).…”
Section: Latar Belakangunclassified
“…Pengambilan sampel dilakukan pada 8 pedagang minuman kemasan tidak bermerek yaitu cappucino cincau yang beredar di Kecamatan Pekuncen. hijau) (Marliza et al, 2020). Kontrol positif yang digunakan berupa sakarin murni.…”
Section: Pengambilan Sampelunclassified
“…According to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 033 of 2012 concerning food additives, artificial sweeteners are food additives that can cause a sweet taste in food, which have no or almost no nutritional value. One of the allowed artificial sweeteners is cyclamate (7) .…”
Section: Introductionmentioning
confidence: 99%