merupakan kawasan pesisir yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau (GAK) dengan potensi bencana letusan, gempa tektonik, dan tsunami. Di sisi lain, Desa Kunjir memiliki berbagai destinasi wisata bahari yang sudah berkembang sejak sepuluh tahun terakhir dan sektor pariwisata menjadi salah satu sumber pendapatan masyarakat. Pada Desember 2018, Desa Kunjir luluh lantak dilanda tsunami. Oleh sebab itu, dibutuhkan pembenahan berbagai aspek; baik fisik, sosial, dan ekonomi agar Desa Kunjir dapat menjadi desa wisata tangguh bencana. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep pengembangan Desa Wisata Pesisir Tangguh Bencana dari aspek fisik yaitu berbasis perencanaan ruang. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data primer diperoleh dari obeservasi lapangan dan wawancara mendalam kepada pemangku kepentingan, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen instansi terkait. Penelitian ini terdiri dari tiga tahapan: pertama, mengkaji kondisi fisik Desa Kunjir saat ini sebagai desa wisata tangguh bencana; kedua, menyusun strategi pengembangan Desa Kunjir sebagai desa wisata Tangguh Bencana; dan ketiga, menyusun rencana zonasi Desa Wisata Pesisir Tangguh Bencana. Hasil penelitian adalah kondisi fisik desa, strategi pengembangan desa berbasis tata ruang, dan zonasi desa tangguh bencana. Zonasi Desa Kunjir sebagai Desa Tangguh Bencana dikembangkan dalam