Analisis Potensi Daerah Rawan Longsor di Kecamatan Bawen dan Tuntang dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Abstract

Intensitas curah hujan yang tinggi pada penghujung tahun 2020 dan awal tahun 2021 tidak hanya menyebabkan beberapa daerah di Indonesia terendam banjir, namun juga tanah longsor. Tanah Longsor dapat terjadi karena adanya pergerakan tanah di musim penghujan serta dipengaruhi kondisi tektonik di Indonesia yang selalu berubah-ubah. Kecamatan Bawen dan Tuntang adalah dua Kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kedua daerah tersebut dilanda bencana banjir dan tanah longsor pada April 2020 silam. Kerugian materiil dan moril dari penduduk setempat tentunya tidak dapat dihindari. Untuk melakukan pencegahan sedini mungkin agar dapat menekan kerugian di masa mendatang, perlu dilakukan penelitian mengenai potensi daerah-daerah yang rawan longsor di Kecamatan Bawen dan Tuntang. Analisis yang dilakukan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) untuk menghitung persentase suatu daerah terjadi longsor. Adapun parameter yang digunakan antara lain tutupan lahan, kemiringan kelerengan, curah hujan, Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI), Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), dan Normalized Difference Wetness Index (NDWI). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kerawanan bencana tanah longsor di Kecamatan Bawen dan Tuntang tergolong “kurang rawan”. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi dokumen perencanaan tata ruang berbasis mitigasi bencana tanah longsor di Kabupaten Semarang, khususnya pada Kecamatan Bawen dan Tuntang.