Analisis Risiko Supply Chain Pada Pt. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Benoa Bali

Abstract

ABSTRAKKompleksitas jaringan supply chain yang melibatkan banyak pihak dan banyaknya ketidakpastian yang terjadi secara mendadak menjadi tantangan dalam pengelolaan supply chain perusahaan. Kondisi tersebut rentan terjadinya suatu risiko yang berdampak pada proses bisnis perusahaan. PT. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Benoa Bali merupakan salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang penangkapan, pengolahan dan penyimpanan perikanan tangkap untuk di ekspor keluar negeri maupun dijual dalam negeri. Pengidentifikasian risiko melalui pemetaan Supply Chain Operations Reference (SCOR) diperoleh 21 risk event dan 51 risk agent yang tersebar pada acitivity plan, source, make, deliver, dan return. Risiko-risiko yang telah teridentifikasi dianalisis menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Risiko yang tertinggi masuk pada kategori Intoreable dengan nilai RPN tertinggi yaitu 441, dan risiko yang terendah masuk pada kategori Broadly Acceptable dengan nilai RPN terendah yaitu 8. Terdapat delapan rencana mitigasi untuk meminimalisir risiko di PT. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Benoa Bali yaitu: (1) pelatihan kedisiplinan dalam bekerja, top manager lebih ketat monitoring pekerjaan, dan memberikan reward and punishment, (2) mempengaruhi atau membujuk customer lain untuk membeli ikan lebih banyak, memberikan penalti, dan memperjelas tentang PO, (3) melakukan analisa min max stock, (4) evaluasi ulang perencanaan sumberdaya manusia, (5) meeting pengusulan alur prosedur terbaik, (6) menyamakan timbangan dan memperkecil toleransi penyusutan, (7) memperhitungkan penambahan aset, (8) perekrutan sumberdaya manusia baru dan pelatihan terhadap karyawan baru. Saran yang diberikan oleh peneliti antara lain yaitu perusahaan perlu melakukan penilaian risiko secara berkala dan berkelanjutan agar dapat melakukan mitigasi untuk meminimalisir kerugian jika terjadi risiko yang berakibat negatif pada perusahaan. Kata Kunci: Risiko, Supply Chain, Failure Mode and Effect Analysis SOCA (Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian) Vol.12 No.2, 31 Desember 2018 173 https://ojs.unud.ac.id/index.php/soca https://doi.org/10.24843/SOCA.2018.v12.i02.p04 SUPPLY CHAIN RISK ANALYSIS ON PT. PERIKANAN NUSANTARA (PERSERO) BRANCH BENOA BALI ABSTRACT The complexity of supply chain that involves many parties and incidental uncertainties is quite a challenge in managing a company's supply chain. This condition is fragile to risk that may affect the company's business process. PT. Perikanan Nusantara (Persero) that is a State-Owned Enterprise that focuses in fishing as well as its processing and storing, either to be exported or sold domestically. Risk identification through Supply Chain Operations Reference (SCOR) mapping obtained 21 risk events and 51 risk agents spread throughout plan, source, make, deliver, and return activities. The identified risks were analyzed using Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method. The highest risk was categorized into Intolerable category with the highest RPN value at 441, and t...

Risk Control of Moon Orchid Production Using FMEA Method and Fishbone Diagram

“…The second objective in this study was analyzed using Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Risk analysis can also be carried out by mapping the risk level using a risk level map as was done by (Lestari et al, 2018). In this study, the FMEA method is a risk analysis technique used to evaluate the consequences of failures and prioritize failures in relation to the effects that occur (Badariah et al, 2011).…”

Analisis Supply Chain Management (Scm) Buah Jeruk Di Desa Poncokusumo, Kabupaten Malang

“…Pada Tabel 2, saluran 1 tengkulak menjual buah jeruk kepada pedagang kecil dan swalayan lokal, kenaikan jumlah biaya terjadi karena tengkulak mendapat pesanan dari luar Kota Malang sehingga pengiriman buah jeruk menggunakan peti agar buah jeruk tidak rusak dengan estimasi harga Rp4.000/kg, berbeda dengan penjelasan Lestari et al (2018) bahwa perencanaan produksi harus mempertimbangkan frekuensi daya beli oleh konsumen.…”