The SGM signalized intersection in the city of Yogyakarta is a junction with high traffic volume and has the potential to cause traffic congestion. This study aims to analyze the performance of this intersections and es-timate costs due to congestion that occurs. This study was performed by conducting a field survey to determine the geometric conditions, traffic volume, cycle time, and vehicle speed. The data obtained are then analyzed and modeled using Vissim 10 software. The intersection performance indicator considered is the queue length and level of service. The calculation of congestion costs using indicators of vehicle numbers, vehicle operating costs, spot speed, desired speed, travel time value, and queue time. The results of the observation showed that the performance of the SGM signalized intersection in Yogyakarta was very poor, with the level of service F at peak hours, so that repairs need to be done. In this study, the recommended solution consists of 2 alternatives, namely alternative 1, by changing the phase, and alternative 2, by widening the road. The results of the analysis show that alternative 2 provides the best solution to improve performance and reduce congestion costs at the intersection. Keywords: signal intersection, congestion costs, service level, intersection performance, queue Abstrak Simpang bersinyal SGM di Kota Yogyakarta merupakan suatu simpang dengan volume lalu lintas tinggi dan berpotensi menimbulkan kemacetan lalu lintas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja simpang tersebut dan mengestimasi biaya akibat kemacetan yang terjadi. Studi ini dilakukan dengan melakukan survei lapangan untuk mengetahui kondisi geometrik, volume lalu lintas, waktu siklus, dan kecepatan kendaraan. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dan dimodelkan menggunakan perangkat lunak Vissim 10. Indikator kinerja simpang yang dipertimbangkan adalah antrian dan tingkat pelayanan. Perhitungan biaya kemacetan menggunakan indikator jumlah kendaraan, biaya operasional kendaraan, kecepatan sesaat, kecepatan ideal, nilai waktu perjalanan, dan waktu antrian. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kinerja simpang bersinyal SGM Yogyakarta sangat buruk, dengan tingkat pelayanan F pada jam puncak, sehingga perlu dilakukan perbaikan. Pada kajian ini, solusi yang direkomendasikan terdiri atas 2 alternatif, yaitu alternatif 1, dengan mengubah fase, dan alternatif 2, dengan melakukan pelebaran jalan. Hasil analisis menunjukkan bahwa alter-natif 2 memberikan solusi terbaik untuk meningkatkan kinerja dan mengurangi biaya kemacetan pada simpang. Kata-kata kunci: simpang bersinyal, biaya kemacetan, tingkat pelayanan, kinerja simpang, antrian