Indonesia terletak diantara pertemuan lempeng besar tektonik dunia dan masuk ke dalam wilayah Ring of Fire. Tinggi nya tingkat aktivitas tektonik menyebabkan Indonesia sering kali dilanda bencana gempa bumi yang dapat memberi risiko ancaman dan dampak yang signifikan terhadap kerusakan properti, infrastuktur, bahkan korban jiwa. Gempa bumi yang tidak dapat diprediksi kedatangannya dapat mengguncang gedung bertingkat yang menimbulkan kondisi penghuni menjadi panik dan berhamburan keluar menuju titik evakuasi. Optimasi waktu dalam memberikan peringatan dan memulai evakuasi sangat penting untuk mengurangi risiko adanya korban jiwa. Oleh karena itu, dirancanglah sebuah sistem peringatan bencana gempa bumi pada gedung bertingkat yang mampu membuka pintu darurat secara otomatis dilengkapi dengan alarm dan lampu darurat. Sistem peringatan gempa ini akan mengaktifkan pintu darurat otomatis, alarm, dan lampu darurat secara bersamaan. Konsep ini dirancang dalam bentuk prototipe yang terdiri dari sensor accelerometer MPU6050, Arduino Nano, motor servo MG90, buzzer, pilot lamp, serta modul catu daya UPS DC 12V. Batas nilai percepatan total untuk mengaktifkan sistem adalah 1.89 m/s2 yang diambil dari hasil perhitungan rata-rata total pengujian sensor MPU6050 terhadap meja simulasi gempa saat digerakan pada 1,5 Hz, 2,5 Hz, 3,5 Hz, 4,5 Hz, 5,5 Hz, dan 6 Hz. Sistem dipasang pada maket bangunan bertingkat 3 dan diuji di atas meja simulasi gempa sebanyak 5 kali dengan frekuensi yang berbeda seperti disebutkan diatas. Hasilnya sistem peringatan gempa bumi ini dapat mengaktifkan modul alarm, modul lampu darurat, dan modul aktuator untuk membuka pintu darurat secara bersamaan