2020
DOI: 10.37826/spektrum.v8i1.73
|View full text |Cite
|
Sign up to set email alerts
|

Androgini: Popularitas dan Eksistensi Bagi Remaja di Era Digital

Abstract: Penelitian ini mengangkat isu androgini yang merupakan salah satu klasifikasi individu dengan orientasi peran gender: maskulin, feminin, androgini, dan undifferentiated-berbeda dengan lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT). Tujuan penelitian ini untuk menganalisa pengungkapan diri androgini di media sosial di mana identitas diri tidak hanya terbatas pada bagaimana seseorang mengungkapkan siapa dirinya, namun bergeser menjadi suatu upaya untuk mem”branding”kan diri, menjadi daya tarik atau daya jual ses… Show more

Help me understand this report

Search citation statements

Order By: Relevance

Paper Sections

Select...
1
1

Citation Types

0
1
0
1

Year Published

2023
2023
2024
2024

Publication Types

Select...
2

Relationship

0
2

Authors

Journals

citations
Cited by 2 publications
(2 citation statements)
references
References 0 publications
0
1
0
1
Order By: Relevance
“…Crossdresser melampaui batasan ini karena mereka memilih untuk mengenakan pakaian yang umumnya berlawanan dengan jenis kelamin biologisnya (Aulia, 2018). Hal tersebut dapat bertentangan dengan norma sosial karena pakaian sering kali dianggap sebagai simbol identitas gender, dan ketika seseorang, termasuk crossdresser, memilih untuk mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan norma gender yang diharapkan, maka hal tersebut dapat menimbulkan reaksi sosial, diskriminasi, atau stigma (Sitanggang, 2020). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa crossdresser sering mengalami tantangan ketika mengekspresikan identitasnya melalui pakaian yang berbeda dari norma sosial.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Crossdresser melampaui batasan ini karena mereka memilih untuk mengenakan pakaian yang umumnya berlawanan dengan jenis kelamin biologisnya (Aulia, 2018). Hal tersebut dapat bertentangan dengan norma sosial karena pakaian sering kali dianggap sebagai simbol identitas gender, dan ketika seseorang, termasuk crossdresser, memilih untuk mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan norma gender yang diharapkan, maka hal tersebut dapat menimbulkan reaksi sosial, diskriminasi, atau stigma (Sitanggang, 2020). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa crossdresser sering mengalami tantangan ketika mengekspresikan identitasnya melalui pakaian yang berbeda dari norma sosial.…”
Section: Pendahuluanunclassified
“…Then the words "girl", "tear itself apart", "woman", "slight", "feeble", "firstborn son", and "cock" show a form of stereotype that women cannot become leaders. Society tends to construct male traits as dominant, strong, masculine, aggressive characters and construct female traits as gentle, caring, feminine and sensitive characters (Sitanggang, 2020). Traditionally, women are often identified with softness, which make their existence as a human becomes weakened (Prastuty, 2022).…”
Section: A Stereotypes On the Character Rhaenyra Targaryenmentioning
confidence: 99%